Minggu, 11 Desember 2011

Sharing Hati

Saat aku menyerahkan segala kekuatiranku pada Yesus, maka hatiku akan menjadi lebih damai. Kepercayaan pada keputusan Tuhan menyembuhkan luka dan kepedihan hati.

Minggu, 04 Desember 2011

(Lagu) Tuhan Tahu Akan Segalanya

Ketika kau berpikir tentang persoalanmu,
seolah Tuhan jauh, dan mengabaikan seruanmu.

Janganlah kau gelisah akan hari depanmu,
seolah tiada lagi yang kan dapat menolongmu.

Reff:
Dia yang menanam telinga kita,
masakan Dia tak mendengar.
Dia pun yang membentuk mata kita,
masakan Dia tak memandang.
Tuhan tahu akan segalanya.

Rabu, 19 Oktober 2011

Renungan Anak : Keledai Yang Rendah Hati

Amsal 29:23 Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.

Kancil, kuda dan keledai adalah sahabat dekat. Mereka selalu bermain bersama-sama. Meskipun kuda dan kancil sering mengata-ngatai keledai si bodoh, namun keledai tidak pernah marah atau tersinggung. Keledai tetap menunjukan sikap bersahabat.

Keledai memang binatang yang lamban dan bodoh. Setiap kali mereka sedang bermain, keledai selalu jadi yang terbelakang. Sementara kuda dan kancil merupakan binatang yang cepat, pintar dan tangkas, dan mereka merasa bangga dengan kelebihan yang mereka miliki itu.

"Untung aku tidak seperti si keledai dungu!" Kata kuda dengan bangga saat mereka sedang berlomba menangkap kupu-kupu.

"Ya. Beruntung juga aku adalah seekor kancil yang dapat berlari sangat cepat dan terkenal cerdik!" Timpal si kancil tak mau kalah.

Mendengar celotehan kedua temannya, keledai hanya menunduk sedih. Sudah seharian dia berlari-lari mengelilingi taman, namun tak satu pun kupu-kupu berhasil dia tangkap. Sementara kuda sudah berhasil memperoleh lima kupu-kupu, dan kancil enam kupu-kupu.

"Huh," Terdengar kuda mendengus, "Seberapa pun cepatnya kau berlari, tetap saja masih lebih cepat aku!"

"Enak saja!" sahut kancil marah, "buktinya aku bisa mendapatkan kupu-kupu lebih banyak dari pada kamu!"

"Itu karena... Brak!... Aduh!" Kuda yang sedang memandang kancil sambil berlari mengejar kupu-kupu tak sengaja menabrak pohon sampai terjatuh dan kepalanya pusing tujuh keliling.

"hua ha ha ha ha..." Kancil tertawa terbahak-bahak sambil melompat-lompat kegirangan. "Tahu rasa kamu, kuda!" serunya mencemooh.

Keledai yang sedang beristirahat karena sudah lelah mengejar kupu-kupu yang belum juga berhasil dia tangkap, memandang kuda dengan perasaan kasihan, lalu dia menghampiri kuda dan mengusap-usap hidung kuda yang bengkak akibat terbentur batang pohon tadi.

Kuda yang melihat kebaikan keledai menjadi malu dan menyesal karena sudah mengolok-oloknya, sementara itu kancil masih menertawai kuda habis-habisan.

"Maafkan aku, keledai, karena aku sudah jahat padamu." kata kuda penuh penyesalan. "Ternyata kamu adalah teman sejati. Aku bersyukur sekali memiliki teman baik dan rendah hati sepertimu."

Kancil yang mendengar perkataan kuda langsung terdiam. Dia sadar bahwa dirinya bukan teman yang baik, bukan teman sejati karena sudah bersikap sombong dan bergembira di atas penderitaan sahabatnya sendiri.

"Maafkan aku juga ya, keledai." kata kancil kemudian kepada keledai.

Keledai pun mengangguk sambil tersenyum bahagia.

Mulai hari itu, kancil dan kuda tak pernah lagi mengata-ngatai keledai, melainkan mereka mencontoh sikap keledai yang selalu sabar dan rendah hati. Dengan demikian, mereka menjadi lebih bahagia dan rukun satu sama lain.


Adik-adik yang dikasihi Tuhan Yesus,
belajarlah bersikap seperti keledai yang rendah hati, tidak sombong, tidak suka membalas perbuatan jahat dengan perbuatan jahat lagi, melainkan dengan perbuatan penuh kasih, maka kita akan menyenangkan hati Tuhan, karena Tuhan memberi pujian kepada setiap anak-anak-Nya yang rendah hati.


Mari kita berdoa:

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Tuhan Yesus, berilah kepadaku roh yang rendah hati dan penuh kasih, agar aku dapat menjadi saksiMu dan selalu menyenangkan hatiMu yang kudus dan penuh dengan belas kasih. Di dalam namaMu aku berdoa. Amin.

Bapa kami...
Salam Maria...
Kemuliaan...

Renungan Anak : Anak Pemalas Kena Batunya

Amsal 21:25 Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.

Sejak kecil, Ficka sudah diangkat anak oleh orang tua Icha. Oleh karena itu, Ficka dan Icha selalu terlihat bersama-sama, baik saat di sekolah, maupun di rumah. Ayah Icha memang mendaftarkan Ficka di sekolah yang sama dengan anaknya, agar mereka bisa selalu bersama-sama.

Ficka sadar kalau dia hanyalah seorang anak angkat, makanya dia selalu bersedia membantu apa saja yang dia bisa lakukan. Seperti membantu ibu angkatnya membereskan rumah, memasak, sampai membantu Icha mengerjakan PR.

Sebaliknya, Icha selalu menyuruh Ficka mengerjakan apa saja yang dia minta, seperti mengambilkan minum, membereskan mainan yang baru saja selesai dimainkan oleh mereka berdua, menyetrikakan baju seragamnya, sampai mengerjakan semua tugas-tugas sekolahnya.

Di kelas, Icha sengaja duduk satu meja dengan Ficka, sehingga saat ujian, dia bisa menyontek jawaban Ficka, karena Ficka sudah belajar di rumah, sementara dia sendiri hanya bermalas-malasan.

"Buat apa aku belajar, toh, nanti aku tinggal menyontek saja hasil jawaban Ficka!" Kata Icha ketika ditanya ibunya mengapa dia tidak belajar seperti Ficka.

Icha memang sudah merasa keenakan dengan adanya Ficka di sampingnya. Dia berpikir kalau Ficka takut padanya, karena Ficka hanyalah seorang anak angkat yang menumpang di rumahnya.

Suatu hari, saat ujian kelulusan dilaksanakan, Seperti biasa Icha tidak mau belajar sama sekali, karena dia sudah yakin kalau dia bisa melihat jawaban Ficka yang duduk tepat di sebelahnya.

Tapi, ketika ujian sudah hendak dimulai, tiba-tiba saja guru pengawas menyuruh beberapa murid untuk bertukar tempat duduk, dan salah satunya adalah Ficka.

"Ficka, kamu bertukar tempat duduk dengan Bernad!" seru guru pengawas itu kepada Ficka yang langsung meninggalkan tempat duduknya dan menuju ke tempat duduk Bernad, sementara Bernad berpindah duduk di sebelah Icha.

Melihat kenyataan ini, wajah Icha langsung saja menjadi pucat. Tidak pernah disangka sebelumnya kalau dia akan duduk berjauhan dengan Ficka, apalagi sekarang yang duduk di sebelahnya adalah Bernad yang juga merupakan anak malas belajar, dan sering mendapatkan nilai buruk.

"Mati deh aku sekarang!" keluh Icha dalam hati.

Ujian pun dimulai.

Icha sama sekali tidak dapat menjawab satu soal pun. Ketika dia hendak melirik jawaban Bernad, tiba-tiba saja kepalanya bertuburkan dengan kepala Bernad yang ternyata juga sedang mencoba melirik jawaban Icha. Sesaat mereka berdua saling berpandangan sambil mengusap-usap dahi mereka yang terasa sakit, akibat tadi saling berbenturan.

Icha benar-benar merasa menyesal sudah malas belajar. Tak dapat ditahan lagi dua air mata jatuh membasahi kertas ujian yang terletak di atas meja. Sekarang sudah terlambat. Semuanya hanya gara-gara dia menjadi anak pemalas.

Saat hasil kelulusan diumumkan, Ficka bersorak senang karena dia merupakan anak terbaik di kelasnya. Tapi kegembiraannya itu tidak bertahan lama ketika dia mendengar bahwa Icha tidak lulus ujian.

Nah, adik-adik yang manis, jadilah anak yang rajin seperti Ficka, karena anak pemalas suatu hari nanti pasti akan kena batunya. Gunakanlah kedua tanganmu untuk bekerja, membantu sesama, dan belajar. Keinginan besar akan menjadi sia-sia jika tidak disertai tangan yang rajin.

Tuhan sayang kepada anak yang rajin, dan Dia pasti akan memberkati anak-anak yang tidak suka bermalas-malasan.

Mari kita berdoa :

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Tuhan Yesus, ampuni saya jika selama ini saya merupakan anak yang pemalas. Malas belajar, malas membantu orang tua, dan juga suka malas berdoa. Saya mohon, berilah saya roh yang rajin, tangan yang rajin, dan kehendak untuk menjadi anak yang rajin, agar saya bisa menjadi berkat bagi orang lain. Di dalam nama Tuhan Yesus, Amin.

Minggu, 09 Oktober 2011

Renungan Anak: Si Kera Nakal




Matius  6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

Disuatu pagi yang cerah, ada seekor kera nakal yang sedang berjalan-jalan di kebun buah-buahan yang sangat luas milik pak tua, sambil sesekali ia melompat ke dahan-dahan pohon dan memetik buahnya untuk dimakan. Sudah banyak jenis buah yang berhasil ia makan, tapi ketika dia sedang asyik menikmati sebuah apel yang rasanya sangat manis, tak sengaja matanya melirik sebuah pohon yang berbuah lebat dan berwarna merah.
Air liurnyapun menetes membayangkan betapa enaknya rasa buah-buah merah itu yang belum pernah dia cicipi seumur hidupnya.
Akhirnya kera nakal itupun membuang setengah apel yang belum dihabisinya, dan langsung melompat ke pohon berbuah merah itu. Dengan tak sabar, ia memetik beberapa buah sekaligus dan langsung memakannya dengan sangat lahap.
Awalnya dia tak merasakan rasa asli dari buah merah itu, karena dipikirannya saat itu, buah itu pasti mempunyai rasa yang sangat manis dan menyebarkan bau yang sangat harum.
Tapi setelah beberapa saat, ia mulai merasakan sesuatu yang panas di dalam perutnya, dan lidahnya terasa sangat pedas. tak dapat dibendung lagi, air matanyapun mengalir deras.

"Oh, tidak!" jeritnya panik.
"Mengapa aku jadi merasa begini?"

Karena sudah tak tertahankan lagi, kera itu pun berlari-larian mengelilingi pohon itu, yang ternyata merupakan pohon cabai, dan sambil berteriak-teriak, ia terus melompat-lompat seperti kera gila. Mulutnya menganga lebar, wajahnya menjadi semerah cabai yang baru saja dia makan.

"Tolong..., tolong....!!, sh sh sh sh shhah ahhah... perutku panas sekali..., seperti terbakar...!!" Ia terus berlompatan ke sana-kemari.
"Air..., air..., sh sh sh shhah shhah..., aku butuh air...!!" " Kini dia berguling-guling di atas tanah, sambil terus berteriak-teriak.
Akhirnya tak lama kemudian, si kera nakal itupun jatuh pingsan.

Tak berapa lama kemudian, dari balik pepohonan, seorang bapak tua pemilik kebun tersebut datang menghampiri si kera yang masih pingsan itu.

"Aha, ini dia kera nakal yang suka mencuri buah-buahan milikku!" Kata si bapak tua sambil memondong tubuh si kera, lalu dibawanya ke belakang rumahnya.
Di situ sudah tersedia sebuah sangkar cukup besar untuk meletakkan si kera yang belum juga siuman dari pingsannya.

Setelah kera itu sadar, dilihatnya bahwa kini dia sedang berada di dalam kurungan milik pak tua. Betapa sedih hatinya, dan dia pun menyesali perbuatannya yang terlalu serakah dan tidak pernah merasa cukup.


Nah, adik-adik yang manis, kita sudah membaca kisah kera yang tidak pernah merasa cukup, semua ingin dilahapnya tanpa peduli dengan keadaan sekelilingnya. Dan akhirnya, kera itupun mendapatkan batunya. Kini dia harus tinggal di dalam kurungan setiap hari, dan harus menerima makanan apa saja yang diberikan oleh pak tua. Dia tak lagi bisa memilih jenis makanan yang dia sukai.

Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita dalam doa 'Bapa Kami' :
"Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.",
bukannya,
"berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang sebanyak-banyaknya.".
Itu berarti Tuhan menginginkan agar kita tidak menjadi serakah, tetapi selalu bersyukur dengan apa yang ada pada kita. Dan ingat ya adik-adik, jangan sekali-kali kita membuang-buang makanan yang sudah Tuhan berikan pada kita hari ini. , karena kalau kita membuang makanan, berarti kita tidak menghargai dan mensyukuri apa yang Tuhan beri.

Mari kita berdoa :

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk tidak menjadi serakah, tapi selalu bersyukur dan menghargai semua yang sudah Tuhan sediakan bagi diriku dan keluargaku, karena Tuhan tahu segala kebutuhanku dan yang terbaik bagi hidupku.
Demi Kristus, Tuhan dan Juru Selamatku. Amin.


Yuk, kita sama-sama daraskan doa Bapa kami...
Salam Maria...
Kemuliaan...


Salam dalam kasih Tuhan,

Rachel

Rabu, 28 September 2011

Renungan Anak: Bruno Dan Ringgo


Bruno Dan Ringgo

Titus 3:2.
Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.

Bruno dan Ringgo merupakan dua ekor anjing yang bersahabat. Tetapi persahabatan mereka rusak ketika suatu hari mereka memperebutkan sebuah tulang yang tergeletak di pinggir jalan.

Pertama-tama Bruno yang menemukan tulang itu, dan baru saja hendak mengambil dengan giginya, tiba-tiba Ringgo menyerobot dari belakangnya dan langsung menggigit tulang itu. Akhirnya merekapun bertengkar, saling menggigit, dan saling menggeram. Tulang itupun terlepas dari mulut Ringgo, dan tergeletak kembali di pinggir jalan.

Sementara mereka terus bertengkar., seekor anjing lain muncul dan secara diam-diam membawa pergi tulang itu.

Ketika Ringgo dan Bruno merasa lelah dan kesakitan, karena mereka sudah saling melukai satu sama lain, akhirnya kedua anjing itupun berhenti bertengkar. Dan pada saat mata keduanya mencari-cari tulang yang sudah membuat mereka bertengkar dan membuat tubuh keduanya sakit-sakit, mereka pun menjadi heran.

"Tulangnya sudah tidak ada lagi!... Tulangnya menghilang!" Seru mereka bersamaan.

Akhirnya merekapun menyesal karena telah melakukan tindakan yang sangat bodoh. Seandainya mereka tidak bertengkar..., seandainya Ringgo tidak merebut tulang yang ditemukan Bruno..., seandainya mereka bisa saling ramah satu sama lain, dan mau berbagi tulang dengan sahabatnya itu..., pasti saat ini mereka tidak kehilangan tulang tersebut, dan dapat menikmatinya dengan rasa senang dan bersahabat.

Adik-adik yang manis,
janganlah kita bersikap seperti Bruno dan Ringgo yang bertengkar hanya karena memperebutkan sebuah tulang. Tapi ambillah pelajaran dari pengalaman kedua anjing itu yang kehilangan tulangnya karena mereka tidak mau saling berbagi dan bersikap ramah terhadap satu sama lain.
Jadilah anak yang ramah dan lemah lembut, mau saling berbagi dan menjauhi pertengkaran yang hanya merugikan bukan saja diri kita sendiri, tetapi juga teman-teman yang kita sayangi. Karena pertengkaran akan menghancurkan persahabatan.

Mari kita berdoa :

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Tuhan Yesus,
Bantulah aku untuk menjauhi pertengkaran dengan siapapun, dan ajarilah aku untuk bersikap ramah terhadap semua orang, agar namaMu selalu dimuliakan melalui hidupku.
Di dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Lanjutkan dengan doa yang sudah diajarkan Tuhan Yesus, yaitu doa Bapa kami.
Kemudian mari kita menyapa Bunda kita dan memohon doanya dengan berdoa Salam Maria dan ditutup dengan Kemuliaan.

Salam dalam kasih Tuhan,

Rachel

Rabu, 21 September 2011

Renungan Anak: Ayam Dan Bebek


Amsal 14 : 30.
Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.

Seekor ayam bertanya kepada seekor bebek :
"Bebek, kenapa sih telormu selalu terjual lebih mahal dari pada punyaku?"

"Ya, karena telorku lebih besar dari pada telormu!"" Jawab bebek lembut.

Setelah mendengar jawaban bebek, ayam menjadi murung dan sedih, sampai-sampai dia tidak mau makan, sehingga membuat tubuhnya menjadi kurus dan lemah. . Akhirnya bebek yang merasa kasihan melihat keadaan temannya itu, menghampiri ayam dan bertanya :

"Kenapa mukamu selalu murung dan kelihatan sedih, sampai-sampai tubuhmu menjadi kurus seperti ini?"

"Karena aku ingin mempunyai telor sebesar telormu agar bisa terjual dengan harga yang lebih mahal!" jawab ayam lirih.

"o..., jadi kamu iri hati pada telorku yang lebih besar dan lebih mahal dari pada telormu?" sahut bebek prihatin. "coba saja kamu bayangkan bagaimana kalau kamu juga menghasilkan telor-telor sebesar telorku, bukankah kamu akan merasa sangat kesakitan, karena tubuhmu tidak sebesar tubuhku. Dan tidak tahukah kamu kalau banyak sekali anak-anak yang lebih menyukai rasa telormu dari pada telorku, karena telormu biarpun kecil tapi sangat baik bagi kesehatan? Dan lihat, akibat kamu merasa iri hati dan bersedih, membuat hasil telor-telormu sekarang menjadi buruk!"

Mendengar penjelasan bebek yang baik hati itu, akhirnya ayam pun mulai mengerti dan berjanji dalam hatinya kalau dia tidak mau lagi iri hati hanya karena telornya yang lebih kecil dan lebih murah dari pada telor bebek, karena dengan iri hati dapat membuat hatinya menjadi sedih, sehingga membuat tubuhnya menjadi tidak sehat, hasil telornya pun menjadi lebih buruk.

Nah, adik-adik yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,
janganlah kita bersikap seperti ayam yang dikuasai iri hati, karena iri hati dapat membuat keadaan kita menjadi lebih buruk. Mari kita perhatikan lagi apa yang dikatakan kitab Amsal : Iri hati hanya menyebabkan tulang kita menjadi busuk, tetapi hati yang tenang menyegarkan tubuh.
Tuhan sudah memberikan yang terbaik kepada kalian masing-masing, ada yang diberi kepandaian melukis, berhitung, berenang, menyanyi, bahkan pandai berdoa. peliharalah itu, dan kembangkanlah sesuai potensi yang ada pada kalian. Niscaya, kalian akan menjadi anak yang lebih baik lagi dari pada sebelumnya, dan lebih menyenangkan hati Tuhan, karena berarti kalian sudah mensyukuri apa yang Tuhan percayakan kepada kalian masing-masing.

Mari kita berdoa :

Tuhan Yesus,
jadikanlah aku anak yang memiliki hati tenang, agar aku selalu bersyukur. Dan buanglah segala perasaan iri hati yang hanya membuatku bersedih dan marah. Bantulah aku untuk mampu memelihara dan mengembangkan potensi yang sudah Tuhan berikan padaku untuk kemuliaan namaMu.
Di dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Salam dalam kasih Tuhan,

Rachel

Senin, 02 Mei 2011

(Lagu) Allah Itu Hidup

 VIVIT DOMINUS IN CUIUS CONSPECTU STO

Setiap kali aku teringat akan pertolongan Tuhan dalam seluruh kehidupanku, sungguh aku merasa Tuhan itu berada dekat sekali denganku, bahkan Dia tinggal di dalam hatiku.
Apalagi saat mengingat kembali proses aku bisa diterima bekerja di PT. Mulia Keramik Indah Raya, benar-benar membuatku terpesona dan juga terharu. Begitu baik-Nya Tuhan, sementara aku sendiri seringkali begitu jahat. Bahkan aku sering kali malas berdoa.

Di tahun 2003, di mana aku telah berhasil menyelesaikan kuliahku dan memperoleh gelar sebagai sarjana pendidikan, dan sedang kebingungan untuk mencari pekerjaan, karena sudah banyak teman tunanetra yang lain sangat sulit mendapat pekerjaan hanya karena kecacatan mereka, padahal gelar sarjana juga sudah mereka sandang. Setiap malam aku hanya bisa membawanya dalam doa. Pada saat hari ulang tahunku juga, aku hanya make a wish about job. Tepatnya di bulan Desember, sebulan setelah aku di wisuda, aku diundang melalui telepon oleh orang yang sama sekali tidak kukenal untuk menyampaikan kesaksian hidupku di acara Natal kantornya. Nama orang itu adalah Henny Susanti. Dia bilang kalau dia pernah mendengar kesaksianku di
Gereja Nafiri Allah Greenville.
Ketika aku memasuki gedung Gereja di mana acara Natal itu diadakan, sekonyong-konyong aku mendengar sebuah bisikan yang sangat jelas sekali. Bisikan itu seperti terdengar di telingaku, tapi juga seperti muncul dari hatiku. Bisikan itu berkata : "Kamu akan bekerja di sini".
Pada saat itu, aku hanya berpikir kalau bisikan itu pastilah muncul dari hatiku sendiri yang memang sangat merindukan sebuah pekerjaan. Setelah mendengar bisikan itu, aku malah berdoa dalam hati, "Ya Tuhan, seandainya aku boleh bekerja di sini..."
Menurut susunan acara panitia, seharusnya aku tampil pada acara terakhir sebelum penutup. Tapi Tuhan ternyata punya rencana lain. Pendeta yang menyampaikan khotbah saat itu terlambat datang, akhirnya panitia menyuruh aku tampil di awal acara, di sela-sela praise & worship. Setelah aku selesai bersaksi, acara dilanjutkan dengan penyalaan lilin Natal. Tiba-tiba seorang bapak menghampiriku dan bertanya kepadaku :
"Sudah selesai sekolahnya?"
"Sudah, pak." jawabku.
"Sudah bekerja?" Tanyanya lagi.
"Belum."
"Mau bekerja?"
"Mau, pak."
"Ya sudah, kamu bekerja dengan saya saja!"

Ternyata bapak itu adalah pemilik perusahaan tersebut. Kemudian aku mendengar bapak itu berbicara dengan seseorang bapak lain yang sedang berdiri di sebelahnya mengenai penerimaan diriku sebagai karyawannya. Baru kuketahui di kemudian hari kalau bapak yang diajak bicara oleh pemilik perusahaan itu adalah direktur HRD.
Saat itu aku percaya kalau bisikan yang kudengar ketika memasuki gedung Gereja tadi pastilah suara Tuhan. Tuhan telah memberitahuku terlebih dahulu sebelum bapak pemilik perusahaan itu berbicara kepadaku.
Setelah itu acara pun dilanjutkan dengan penyampaian khotbah Natal. Selesai khotbah, bapak pemilik perusahaan itu pun pulang, tidak mengikuti acara hingga akhir. Seandainya pengkhotbah saat itu tidak terlambat datang, dan panitia tidak menyuruhku untuk tampil di awal acara, melainkan membiarkanku tetap tampil di akhir acara. Pastilah bapak pemilik perusahaan itu tidak akan pernah mendengar kesaksianku, dan itu berarti kesempatanku untuk diterima bekerja dengannya pun hilang.
 Aku begitu gembira dan benar-benar tak bisa percaya dengan kejadian itu. Sampai tiba di rumah pun, aku masih merasa kalau semua itu seperti dalam mimpi saja.
Selang beberapa hari, seorang wanita meneloponku, memintaku datang ke kantornya di Kuningan, Jakarta Selatan, untuk proses wawancara. Aku bilang padanya kalau ijasahku pun belum kuterima dari kampus, karena aku baru diwisuda bulan kemarin.
"Tidak masalah, kamu bawa CV saja. Itu pun hanya sebagai formalitas." jawabnya.

Aku pun datang sesuai hari yang ditentukan. Di sana sudah banyak calon karyawan yang sedang mengikuti test. Aku hanya duduk saja di bagian belakang, tak tahu harus berbuat apa, karena pelaksana test tidak memberiku lembar test. Kemudian seorang wanita memanggilku untuk diwawancara olehnya. Selesai di wawancara, aku pindah ke meja bapak Direktur HRD yang waktu di acara Natal diajak bicara oleh bapak pemilik perusahaan itu.
Dia menanyaiku kapan aku akan mulai kerja. Aku bilang awal tahun saja, berhubung waktu itu sudah pertengahan bulan Desember. Dan dia pun menyetujuinya.
Begitulah, akhirnya aku mulai bekerja di PT. Mulia Keramik Indah Raya pada awal Januari di tahun 2004 hingga hari ini.

Henny bercerita kepadaku, kalau sebenarnya waktu itu panitia sudah mengundang artis-artis rohani untuk mengisi acara kesaksian, tapi entah mengapa, satu per satu artis-artis itu mengundurkan diri. Untung saja Henny langsung teringat padaku, dan dia pun langsung menghubungi pihak Gereja Nafiri Allah untuk meminta nomer teleponku.

Sampai sekarang, masih ada teman-teman kantor yang menyangka kalau aku ini saudara dari bapak pemilik perusahaan. Malah seorang sekuriti pernah bercerita kepadaku kalau para sekuriti menganggap aku ini mata-mata big boss!

VIVIT DOMINUS IN CUIUS CONSPECTU STO,, kalimat indah ini kukutip dari Lembah Karmel Puncak. Artinya begitu indah sekali : "Allah Itu Hidup Dan Aku Berdiri Di HadapanNya"

Sungguh Allah hidup!
Dia hidup di dalam hatiku, berdaulat penuh atas hidupku.

Terima kasih banyak, Yesus!
Kau sungguh teramat baik buatku.
Tak tahu aku harus bagaimana agar dapat membalas semua kebaikan-Mu yang tak terkira.
Alih-alih hendak menyenangkan hati-Mu, aku malah seringnya melukai hati-Mu dengan ulahku.
O Yesusku, Allah dan Sahabatku,
aku mau bersaksi di mana pun, kapan pun, dan kepada siapa pun tentang semua kebaikan yang telah kuterima dari-Mu,
sehingga biarlah nama-Mu kian masyur di seluruh bumi!

***
LAGU : ALLAH ITU HIDUP
BY : Rachel Stefanie Halim

Saat hatiku lemah,
kuberseru kepada-Nya,
Tuhan kan segera datang menolong.
Dia berkata : "Jangan takut, Aku sertamu."
Hatiku pun memandang-Nya dan percaya.

REFF :
Allah itu hidup,
dan aku berdiri di hadapan-Nya sebagai anak kesayangan.
Allah itu hidup,
Dia sungguh mendengar,
dan berbicara di dalam hatiku.

***


Rabu, 20 April 2011

(LAGU) HATI KUDUS YESUS


Oh, hati kudus Yesus,
Hati yang penuh dengan cinta kasih.
Kuberharap padaMU selalu,
S'bab hanya Kaulah andalanku.

Oh, hati kudus Yesus,
Lautan kerahiman bagi yang percaya.
Kuserahkan diriku padaMU,
Di dalamMU kumerasa aman.

REFF:
Ya, hati kudus Yesus,
Kuberharap padaMU.
Pada siapa lagi ku akan mengetuk,
Kalau bukan pada hatiMU.

Senin, 28 Maret 2011

Telepon Sorga

Kriiiing...!!!

"Hallo?"

"Hallo Yesus, Ini aku, Rachel!"

"Oh, anakKu... Apa kabar dunia?"

"Tetteeep Gelaaap..."

"Oh iya, lupa... kamu kan tunanetra ya... Baiklah, Aku ubah pertanyaannya: bagaimana kabar hatimu?"

"Oh Yesusku, asal Kau bersamaku, maka kegelapan takkan pernah ada lagi, sebab Kaulah terang sejati! Jika hatiku mulai lemah dan terasa amat sedih, kekuatiran dan kegelisahan mulai menggerogoti batinku, maka secara otomatis jiwaku akan teringat padaMu!"

"Oh, tahukah anakKu? hal itu sangat menyenangkan hatiKu! Teleponlah Aku segera, kapan pun dan di mana pun, setiap kali kau rindu berbicara padaKu, baik saat duka maupun suka, kala pagi, siang maupun tengah malam sekalipun, Karena Aku juga selalu rindu berbicara denganmu. Ungkapkanlah segala isi hatimu, sandarkanlah seluruh harapanmu di dadaKu, Aku akan tertawa dan menangis bersamamu, karena hatiku bagaikan sepasang tangan seorang ibu yang selalu siap untuk memeluk anak-anaknya. Percayalah anakKu, akan kedalaman kasihKu yang terkandung dalam hatiKu yang tertembus tombak, hingga mengalirkan darah dan air!"

>

Dalam Derita

Renungan St Faustina:
Oh, andai saja jiwa menderita tahu betapa Allah mengasihinya, pastilah ia mati karena sukacita dan bahagia yang dahsyat! Suatu hari kelak, kita akan paham nilai penderitaan, tetapi saat itu kita tak lagi dapat menderita. Waktu sekarang adalah waktu kita.



"No cross no crown"


Ya Yesus,
berilah aku pengertian akan arti setiap penderitaanku.
Agar aku senantiasa bersukacita dan bersyukur kepada_Mu.

Jika salib yang harus kupikul ini menyenangkan hati_Mu,
berilah aku kekuatan untuk menanggungnya.

Biarlah damai_Mu tetap tinggal dalam hatiku,
sehingga aku tak terjerumus ke dalam jurang kesedihan dan rasa mengasihani diri sendiri.

O Roh Kudus yang termanis,
terangilah akal budiku,
agar aku selalu mengerti akan kehendak Tuhan,
dan tetap tenang dalam menghadapi setiap persoalan.

Sebab Engkaulah harapanku satu-satunya,
yang menopang aku dan menuntun jalanku.
Tanpa_Mu aku pasti sudah jatuh dan mati!

Kepada sumber belas kasih_Mu saja jiwaku memandang,
dan kepada sumber air hidup yang dari padaNya jiwaku meneguk kepuasan, aku berharap.

Rabu, 16 Maret 2011

Berjaga BesamaMU

Kawan malam telah bertandang,
Menghantar kantuk yang kian memberatkan kelopak mata.
Pikiranku mulai mengembara,
Mencari celah menuju ke dunia mimpi.

Namun hatiku ingin selalu berjaga bersamaMU, TUHAN.
Bersemayam dalam dekapan kasihMU,
Agar selalu siap sedia menyambut kedatanganMU sebagai Raja mulia.

O Yesus, mempelaiku,
Temuilah aku malam ini...

Senin, 14 Maret 2011

Pakailah Aku

Inilah diriku, ya tuhan,
kupersembahkan bagi-Mu.

Meski aku tak dapat melihat dunia ini dengan mataku,
namun terlebih beruntungnya aku, karena aku dapat melihat Engkau dalam terang Roh Kudus yang tinggal di dalam aku.
Yang telah memeteraikan aku menjadi ahli waris kerajaan-Mu,
dan memanggil Engkau, ya Abba, ya Bapa!

Ya Yesus,
meski seringkali aku jatuh dalam kesalahanku,
namun hati-Mu yang maha rahim selalu mengangkat aku kembali.

Berulangkali aku menyesal akan setiap perbuatanku yang buruk,
yang telah melukai hati kudus-Mu,
dan telah juga melukai hati sesamaku.
Seolah-olah aku tak perduli akan Roh-Mu yang diam di dalamku,
membiarkan kemarahan dan kebencian menyusup masuk ke dalam batinku,
hingga merenggut kedamaian jiwaku.

Namun aku ingat akan kasih-Mu yang teramat besar, ya Tuhan,
dan kembali memandang kerahiman-Mu yang mendamaikanku dengan diri-Mu yang maha kudus.

Inilah aku!
pakailah aku seturut karya-Mu yang Kau sediakan bagi hidupku,
bagi diriku yang penuh kekurangan ini,
agar karya tangan-Mu sendiri yang kian tampak,
membawa kemuliaan bagi Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus!
Amin!

Dalam Bejana Tanah Liat

Seperti anggur terbaik ditaruh dalam bejana tanah liat, demikian juga Tuhan memilih wadah yang sederhana untuk meletakan seluruh rencana-Nya yang terindah. Tuhan dapat memakai siapa saja, bahkan orang-orang yang sangat sederhana, kecil dan lemah sekalipun, yang tampak tak berdaya, tak berharga di mata dunia, namun menjadi begitu berharga di mata Tuhan, untuk menjadi bukti akan kebesaran-Nya dan menjadi sarana bagi kemuliaan_Nya yang terlebih besar lagi.

Karena itu, janganlah kita menjadi ragu untuk menghampiri Tuhan dalam segala keberadaan kita, atau merasa rendah diri oleh karena kekurangan yang kita miliki. Melainkan layanilah Tuhan dalam ketulusan, hati penuh cinta, dan rasa hormat yang besar, serta berbahagialah dalam kekurangan kita, karena dengan demikian hanya kuasa Kristus-lah yang kian tampak.


II Korintus 12:9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

I Korintus 1:27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,


Berharaplah senantiasa pada kerahiman Tuhan yang tak terhingga!
Hanya Dialah yang sanggup menjadikan kita sempurna di tengah-tengah diri kita yang penuh kekurangan ini!

===

Kamis, 10 Maret 2011

Rabu Abu Kedua

9-03-2011

Rabu Abu Ke-2

Ini adalah kedua kalinya aku mengikuti Misa Rabu Abu.
Dan untuk pertama kalinya setelah selama tujuh tahun bekerja di Mulia, aku menerima abu di kantor. :)

Aku bersyukur, karena Tuhan telah membawa hatiku kembali merenungi akan kemurahan-Nya yang teramat besar.

Dikala jiwaku terasa mulai hampa, kasih Tuhan mengalir membasuh jiwaku. Hingga hatiku pun kembali bangkit untuk memandang Sang Kasih Ilahi yang bersinar cemerlang, menyingkirkan kehampaan yang sesaat lalu terasa menyelubungi hatiku.

O Yesusku,
kasih bagi-Mu merupakan sebuah harga mati, yang tidak dapat lagi ditawar-tawar!
Sebab Engkau sendiri adalah kasih sejati.
Kau begitu mengasihi kami meski kami seringkali melukai hati kudus-Mu.
Namun seberapa besar pun pelanggaran dan kesalahan kami, kasih-Mu tak dapat berpaling dari kami, para mahluk durhaka ini.

Seharusnya Kau memilih untuk membuang kami dari hadapan-Mu yang maha kudus!
Namun mengapa Kau malah memilih mati di Salib bagi kami?

O Tuhanku, Raja kerahiman termulia,
Siapakah yang berani berkata : "Kami tidak beruntung!"
padahal karena dosanya, Engkau tersiksa sedemikian rupa di salib!

Siapakah dengan tanpa malu berkata : "Kami menderita!"
Padahal karena ulahnya, Engkau yang tanpa cela malah menerima hukuman dan menderita hingga mati!

O Yesusku...
sadarkan kami, bahwa kami hanyalah setitik debu,
yang jika tertiup angin semilir pun akan terseret dan lenyap!

Apalah daya kami, o Tuhan yang murah hati?
Masihkah kami dapat berpikir: "Kami mampu berbuat segalanya!"
Sementara nafas hidup kami saja Kau yang punya?
Dengan jari-jari-Mu Kau hitung semuanya,
dan hanya dengan satu jari-Mu, Kau dapat memerintahkan hidup atau mati pada kami!

O Yesus, Tawanan Kasih,
aku mengasihi-Mu dengan segenap jiwaku.
Bantulah aku agar selalu taat akan setiap kehendak-Mu.
apalah gunanya hidup ini, tanpa ketaatan dan ketulusan.
Sebab hidup bagi Kristus adalah ketaatan pada semua kehendak Bapa!

Musuh Menyerang Aku

1 Maret 2011



Tengah malam musuh menyerang aku.
serbuan panah api menghujam benakku.
aku mengerang karena terhimpit.
jiwaku terluka dan sungguh menderita.

Ya Tuhan, dimanakah Kau saat aku terdesak musuh-musuhku?
Aku menjerit pada-Mu,
namun tak juga Kau menjawab.

Pagi-pagi buta musuh kembali menyerangku.
jiwaku sakit, tubuhku letih.
Aku mencari-cari pertolongan pada-Mu,
namun tak juga aku mendapat pertolongan.

Oh Tuhan, dimanakah Kau saat aku terdesak musuh-musuhku?

Pikiranku telah menjadi medan pertempuran.
terbakar panah api musuh,
panas membara dan porak-poranda.

Dalam kemarahanku aku mengamuk.
panah kebencian dan caci maki telah berhasil menembus jiwaku.

Oh Tuhan, jiwaku sungguh menderita.
pedih dan berdarah.

aku lelah!
aku sakit!

Oh Tuhan, segeralah menolong aku!
Jagalah kiranya jiwaku dan lepaskanlah aku,
sebab aku berharap pada-Mu!

Bersyukur Dalam Penderitaanku

28-02-2011


"Semakin banyak kita menderita, semakin banyak juga kesempatan kita untuk menunjukkan bahwa kita mengasihi Tuhan.
Sebaliknya, semakin sedikit kita menderita, semakin sedikit juga kesempatan kita untuk menunjukkan kasih kita pada Tuhan.
Dan, jika kita tidak menderita sama sekali, maka kasih kita pada Tuhan tidak besar dan tidak murni. Dengan rahmat Tuhan, kita dapat membuat penderitaan menjadi sukacita. *St. Faustina*


Tuhan Yesus,
Biarlah melalui penderitaanku, aku dapat memuliakan-Mu.
Teguhkan dan kuatkanlah hatiku, agar dalam setiap penderitaanku, aku tetap bersyukur pada-Mu, dan senantiasa bersukacita dalam-Mu.

O Yesus, Tuhanku,
Jadikanlah jiwaku murni dan sejuk bagaikan mata air di pegunungan.
Aku rindu menghampiri-Mu dalam ketulusan.
Rendah hati dan murni seperti seorang anak kecil.

O, Rajaku,
Engkau besar, namun aku teramat kecil...
Engkau berlimpah kemuliaan, sedang aku bergelimang dosa...
Engkau tinggi mengatasi gunung-gunung, sementara aku terlalu rendah melebihi jurang terdalam sekalipun...

O Yesusku,
betapa aku merasa kotor di hadapan-Mu.
betapa jiwaku kosong melompong, tiada kebaikan sedikitpun yang dapat kupersembahkan bagi-Mu.

O Tuan Kerahiman,
hanya dalam naungan sayap kemurahan-Mu yang besar, aku bersembunyi.
Dengan jemari nan penuh kelembutan, Kau dekap diriku.

O Hati Yesus, harta karun kebajikan,
Tiada kasih yang telah membuat diriku sedemikian berharga,
sedimikian merasa dicintai,
selain dalam kasih-Mu, ya Allahku.

Tuhan Menaruh Nyanyian Baru Lagi Dalam Hatiku

Ketika hatiku memandang Tuhan, jiwaku bersukacita.
Ketika bibirku memuji kebaikan Tuhan, jiwaku terangkat tinggi.

Betapa kurindukan tempat kediaman Tuhan,
sebab hanya di dekat Allah saja, jiwaku tenang.

Aku mau menyanyikan pujian bagi nama Tuhan,
hanya bagi Dialah segala kehormatan.

Biarlah setiap telinga yang mendengar akan bersukacita,
biarlah setiap hati yang tersentuh akan bergembira.
Sebab Tuhan adalah pokok sukacitaku,
dan dalam naungan sayapNya, aku berlindung.

Di waktu pagi, hatiku bersyukur dalam nyanyianku.
Ketika malam tiba, jiwaku bersenandung memuji segala kebaikanNya.

o Tuhan, Tuhanku,
Kau perintahkan kasih setiaMu menjaga aku.
Tiada kuasa jahat dapat menyentuh tubuhku,
sebab perisaiku adalah Tuhan keselamatanku.

Selubung kegelapan telah tersingkir dari mataku,
oleh Tuhanlah, aku terluput dari kebinasaan.

Meski kuakui hatiku yang lemah,
namun oleh cintaMu, aku dikuatkan.

Derasnya air mataku, takkan Kau biarkan jatuh lenyap.
melainkan di atas telapak tanganMu, Kau tampung semuanya.

O Tuhan, lautan kebaikan,
aku mau menyanyikan lagu baru bagiMu.
Biarlah hatiMu bergembira karena mendengar nyanyianku.

Hai sekalian orang, dengarkanlah nyanyianku:

***

* Betapa besarnya kasih Tuhan padaku,
tak pernah sekalipun Dia menolakku.
Meski derita s'lalu menghadang jalanku,
namun tangan Tuhan selalu menopangku.

* Kekuatanku ialah Tuhan, Raja semesta,
yang t'lah kalahkan maut dengan kebangkitanNya.
Sungguh Dialah yang t'lah mengangkat diriku,
dari kegelapan dan ancaman panas api.

Reff:
Dalam namaNya yang kudus,
ku kan bersorak sambil memuji.
Dengan hati penuh syukur,
aku akan bernyanyi bagi Dia!


* Tak kuingkari bahwa hatiku mudah patah,
namun setiap kali hatiku terancam koyak,
Tuhan segera berlari menyelamatkan aku.
maka hatiku akan kembali bergembira.

Reff:
Hai orang yang keras hati,
sampai kapankah kau akan bertahan?
tak takutkah kau akan maut yang mengintai di setiap jalanmu?


* Percayalah akan Tuhan, berserulah padaNya!
S'bab hanya dalam nama Tuhan Yesus Kristuslah,
setiap orang kan beroleh keselamatan,
yang kekal abadi dan berlimpah kemuliaan!

***

(LAGU) Mengapa Kau Tertekan Hai Jiwaku

LAGU :
Mengapa Kau Tertekan Hai Jiwaku



Mengapa kau tertekan hai jiwaku?
berharaplah pada Tuhan penolongku.
S'bab ku kan bersyukur lagi kepada-Nya,
Dia Allahku yang setia selamanya.

Reff :
Pada Tuhan kuserahkan segalanya,
s'bab hanya Dialah yang memeliharaku.
Pada Tuhan kuserahkan hati dan jiwaku,
kasih sayang-Nya takkan berkesudahan.



Jamahlah Mataku

24 Januari 2011


Berilah telinga, ya Allah, kepada doaku.
Janganlah bersembunyi terhadap permohonanku.
Perhatikanlah aku dan jawablah aku!
Jiwaku mengembara dan menangis karena cemas.
Hatiku gelisah,
benakku dipenuhi kekuatiran.
Tolonglah aku, ya Tuhan, tolonglah aku!
Kepada-Mu aku berharap, kepada-Mu aku berlindung.
tanganku terangkat tinggi-tinggi,
wajahku menengadah memandang-Mu.
Dengarkanlah seruan hatiku, ya Tuhan Yesus.
Janganlah Kau abaikan jeritan hatiku.
Bersihkanlah hatiku dari cemas dan gelisah,
angkatlah jiwaku dan basuhlah dengan kedamaian.
Tak terhitung sudah berapa banyak aku memohon,
namun mengapa Kau tak juga menjawab?
O Tuhanku, pengharapanku satu-satunya,
perhatikanlah aku dan jawablah aku!
biarlah mulutku bersorak-sorai karena memperoleh belas kasihan-Mu.
Aku akan memasyurkan nama-Mu kepada sekalian orang,
dan menceritakan perbuatan-Mu yang besar.
Sebab aku lelah,
hatiku lesu.
Rinduku membengkak hingga menghimpit jiwaku.
Akankah Kau kasihan padaku, ya Tuhan?
Dan mengulurkan tangan-Mu untuk menjamah mataku?
Aku dirundung takut dan gentar, perasaan seram meliputi aku.
Pikirku: sekiranya aku diberi sayap seperti merpati,
aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang,
Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai.
Dan tempat itu hanya kutemukan dalam-Mu.
Engkaulah yang dekat dengan aku, temanku dan kepercayaanku.
O Tuhan, hatiku berseru memanggil nama-Mu,
biarlah Kau indahkan permohonanku ini!
Sebab Engkaulah harapan terakhirku.
Tempat persembunyian diwaktu kesesakan,
Penolongku dan Allahku!

Dear Malaikat Pelindungku

Dear: Malikat pelindungku.
22-11-2010


Malaikat pelindungku,
engkau yang diserahi oleh kemurahan Tuhan untuk melindungiku,
terangilah, lindungilah, dan bimbinglah aku selalu.

Malaikatku,
dengan lembut dan sabar kau dampingiku,
tak surut rasa setiamu padaku.
Padahal aku sering kali mengabaikan engkau,
bahkan dengan semena-mena telah menganggap engkau tak ada.

Sungguh engkau kawan yang teramat setia.
meski kelakuanku buruk,
dengan rendah hati kau tetap setia menjagaku.

Betapa besar kebaikan Allah pada diriku yang hina ini,
sehingga Dia mengutus engkau untuk selalu menolongku.

Saat duka maupun suka,
kau tetap berada di dekatku.
Meski tak seorang pun teman yang mengawaniku,
namun aku tak lagi merasa sendiri dan kesepian,
sebab kutahu bahwa kau ada bersamaku.
Tanganmu sendiri yang menatang aku,
sehingga kakiku tidak terantuk kepada batu.

Oh sahabatku,
oleh karena ketaatanmu kepada Allah Sang pencipta,
kau rela mengosongkan waktumu hanya untuk menemaniku.

Terima kasih banyak kuucapkan kepadamu, ya malaikat pelindungku,
akan selalu kuingat kehadiranmu,
yang menemaniku di setiap langkahku,
Kala menanjak gunung-gunung terjal,
maupun kala menapaki lembah-lembah suram.

perdengarkanlah kepadaku tentang segala sesuatu yang kau dengar dari Bapa, Putera dan Roh Kudus,
dan kiranya melalui bimbingan Roh Ilahi,
aku dapat berjalan menuju ketaatan yang menyukakan hati-Nya,
agar oleh kemurahan-Nya yang besar,
aku boleh tetap berdiri di hadapan Allahku sebagai anak kesayangan-Nya!

Oh malaikat pelindungku,
sampaikanlah permohonanku ini kepada Yesus, Sang Terang,
agar Ia berkenan memperlihatkan dirimu kepadaku!


* Peluk sayangku untukmu:

Sahabatmu. *

Aku Hanya Rumput Kecil

16-11-2010


Gunung Tuhan berdiri tinggi menjulang;
akulah hamparan rumput kecil di bawah kaki-Nya.
Mentari Allah bersinar gemilang menghangatkanku,
hujan berkat pun berlimpah turun membasahi sekujur tubuhku.

Ya Allah, Kekuasaan-Mu tinggi mengatasi segalanya,
dengan kekuatan-Mu, Kau hancurkan keangkuhan dunia.

Dan aku..,
aku hanyalah rumput kecil di bawah kaki-Mu yang perkasa.
berharap setiap saat pada kedasyatan cinta-Mu.

Ya tempat persembunyianku,
terhadap musuhku Kau angkat diriku.
Tangan-Mu sendiri yang telah menggendongku,
dan dalam buaian-Mu, aku boleh bermanja.

O Yesus Panglimaku,
biarkanlah aku turut menunggang kuda perang bersama-Mu,
sebab Panglimaku berdiri di sebelah kananku,
aku tidak akan gentar lagi.

Aku hanyalah rumput kecil di bawah kaki-Mu yang perkasa,
Senantiasa memandang kagum pada sosok diri-Mu yang maskulin.
Percaya penuh akan kemahiran-Mu berperang, ya Panglima kebanggaanku,
hidupku terjamin di bawah panji-panji-Mu,
dan untuk selamanya aku akan memasyurkan nama-Mu!

Dearest Tuhan Yesus

Dearest : Tuhan Yesus,
10-11-2010


Tuhan Yesus,
sungguh aku ini anak yang beruntung, karena Engkau telah memilih aku dari antara miliyaran manusia di dunia ini.
Engkau mengasihiku dan menjadikan aku anakMu.

Tuhan Yesus, aku suka membaca Injil, karena melalui Injil, aku seolah telah melihat Engkau, dan mendengar langsung perkataan yang pernah Kau katakan selama Engkau di dalam dunia.

Engkau berkata : "Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu."
Tuhan Yesus, apakah tempatku sudah siap?
Kapankah aku akan Kau bawa ke tempat kini Kau berada?
Aku ingin tinggal bersama dengan-Mu selama-lamanya. Bersama Bapa juga dan Roh Kudus, Penghiburku.
Dan selama aku hidup di dunia ini, tinggallah di dalamku, agar kita selalu bersama-sama dan menjadi satu, seperti Engkau dan Bapa adalah satu.

Oh Tuhan Yesus, aku sering membayangkan Yohanes yang menjadi murid kesayangan-Mu. Bagaimanakah perasaannya?
Pasti bangga dan merasa sangat berbahagia.
Mengapa Kau begitu mengasihi Yohanes?

Aku juga ingin seperti Yohanes. Bersandar di dekat-Mu. Apa saja yang dia tanya, pasti Kau jawab.

O Yesusku, ajari aku akan perintah-Mu. Yaitu perintah yang Kau katakan kepada murid-murid-Mu:
"Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu." (Yoh 15:12)

Tuhan, Kau yang paling mengenal diriku, dan mengetahui segala kelemahanku.
Aku sering kali membenci saudaraku, bahkan jarang menyatakan kasih kepada sesama.
O Tuhanku, berkenanlah membimbing aku, agar sukacitaku penuh dalam-Mu, dan supaya Bapa pun dimuliakan di dalam diriku yang hina ini.

O Tuhan yang luar biasa, banyak sekali keinginanku, tapi satu saja yang aku minta dari-Mu: bawalah aku ke tempat-Mu berada kini dan selamanya!

(LAGU ( Bangga Jadi Anak Yesus

Bangga Jadi Anak Yesus


1. Yesusku, Tuhan hatiku,
kian agung Engkau meraja,
tinggalkan kebanggaan di dalam hatiku.

2. O Yesus, Raja kemuliaan,
Kau berperang ganti diriku,
Kau kalahkan semua musuhku,
jadikan kupemenang!

Reff:
Bangga, sungguh kubangga jadi anakMu, o Yesusku.
berlimpah kasih setiaMu pada diriku,
tepatlah janji kudusMu!

Bangga, sungguh kubangga jadi anakMu, o Yesusku.
terang kes'lamatanku,
Kota bentengku,
tujuan akhir hidupku!


3. Yesusku, dambaan jiwaku.
Cahaya hidup nan abadi.
kemilau wajah rupawan,
kekasih hidupku.


===

Teguran Tuhan Hari Ini

Kamis, 16 September 2010


Teguran Tuhan padaku hari ini:
"Kamu bisa menjadi seorang yang menyedihkan atau seorang yang kuat, tapi kamu tidak bisa menjadi keduanya."

Terimakasih Tuhan...


Memang sering kali aku merasa diriku sangatlah bodoh.
tak pandai berkata-kata,
dan selalu saja bertindak keliru.
Tak sadar aku telah menenggelamkan diriku sendiri ke dalam rasa mengasihani diri sendiri.
Sebagai imbalannya, aku akan merasa sedih dan menyesal setengah mati.
aku akan terkucil dan merasa sendirian.

Suatu saat aku lebih suka berdiam diri, tetapi pada waktu bersamaan pula aku ingin berbicara.
Terkadang aku ingin melarikan diri dari keramaian, tetapi sesaat kemudian aku merindukan obrolan dan canda tawa.

O Tuhan,
siapakah yang dapat mengerti diriku?
bahkan diriku sendiri pun tak mampu memahaminya.

Ya Yesus,
Taruhlah pikiranMu ke dalam pikiranku,
dan hatiMu ke dalam hatiku.
Agar aku mampu berpikir bijaksana,
dan selalu merasa seperti yang Kau rasakan.

O Yesusku,
aku mohon perbaharuilah seluruh pikiranku!

Aku sungguh menyesal atas semua tindakanku yang bodoh dan tidak bertanggungjawab.
hanya menyebabkan kesulitan dan perasaan tak nyaman bagi orang lain.

O Yesusku,
kumohon perbuatlah sesuatu pada pikiranku!
Janganlah Kau abaikan aku, ya Tuhan.
Janganlah Kau biarkan aku bergulat sendirian!

O Yesusku, Tuhan jiwaku,
Sahabat yang tak pernah menolakku,
dengarkanlah seruan hatiku yang penuh penyesalan ini.
aku mohon ampun atas semua pikiran serta tindakanku yang telah juga melukai hatiMu.

Dearest Tuhan Yesus

Rabu, 15 September 2010


Tuhan Yesus,
melalui St. Faustina, Engkau mengajariku banyak hal.
Tentang pengorbanan,
tentang penderitaan yang berkenan di hatiMu bagi keselamatan jiwa-jiwa.

Dulu aku berpikir kalau mengikuti Engkau pastilah akan selalu terbebas dari berbagai macam penderitaan.
Tak Mungkin Engkau mengijinkan anak-anakMu hidup susah.
Karena Yesus telah membayar semuanya itu lewat penderitaanNya di kayu salib.

Karena itulah,
aku sering bertanya dalam hati:
"Mengapa Engkau belum juga menyembuhkan mataku?
Bukankah Engkau telah menanggung semua kelemahan dan penyakit kami di atas kayu salib?
Lalu mengapa aku selalu saja Kau lewatkan?"

O Tuhanku,
tahukah Kau bahwa hatiku sering kali bersedih jika mengingat akan penderitaan yang harus kujalani?
Sebab anggapan bahwa Kau tidak bersikap adil terhadapku,
telah mendominasi pikiranku sedemikian rupa.
Hingga membuatku mudah terluka dan merasa kesal.

Tapi sekarang aku baru mengerti,
bahwa ada penderitaan yang berkenan di hatiMu,
terlebih untuk keselamatan orang-orang berdosa,
yang hatinya masih tertutup amat rapat, keras dan buta.

Ya Yesus kebenaran mutlak,
jika penderitaan yang harus kujalani pun berkenan bagiMu,
maka biarlah itu menjadi silih bagi keselamatan jiwa-jiwa.

Biarlah kebutaan mataku mencelikan mata hati mereka yang belum percaya kepadaMu.
Dan kegelapanku menjadi terang bagi para pendosa yang malang.

Karena jika benar demikian adanya,
maka hal itu merupakan kebahagiaan terbesar yang Kau anugerahkan kepadaku.
Karena itu berarti aku telah Kau perkenankan untuk ikut ambil bagian dalam karya keselamatanMu.

Ya Yesus yang murah hati,
Kalau kurenungkan apalah arti hidup ini,
apalah arti kebahagiaan sesungguhnya,
maka aku hanya menemukan sebuah makna di dalamnya,
yaitu untuk mengikuti semua kehendakMu.
Sebab Engkaulah tujuan hidupku.
Engkaulah kebahagiaanku.
hanya Engkaulah tempat perhentian bagi jiwaku yang rapuh.

Ambillah seluruh hatiku,
seluruh kehendakku dan perasaanku.
Meski nista isinya dan kotor pelatarannya,
bahkan hatiku yang telah rusak oleh luka dan pemberontakan,
namun aku sungguh rindu mempersembahkannya ke hadapanMu.
Ke hadapan Allahku yang dari padaNya aku memperoleh belas kasihan dan pengharapan.

O Yesus andalanku,
perbuatlah padaku seturut kehendakMu.
Hanya berilah aku kekuatan untuk menanggungnya,
Dan kemampuan untuk tetap taat pada semua rencanaMu.

Biarlah seluruh hidupku memuliakan namaMu,
dan menjadi sarana bagi pertobatan orang-orang berdosa yang malang.

Kunang-Kunang

Malam bertandang,
dingin pun menyapa:
"Sedang apa kau di sini?"

Jawabku :
"Menunggu sang cahaya!"

Malam terkekeh,
dingin mendengus pahit.
"Tahukah kau akan malam yang berkuasa?
Bilamanakah cahaya itu tiba?"

Aku bergeming pilu.
Mataku mengerjap menahan tangis.
Gelap semua,
tiada satu pun bintang sudi mengawani.

"Bilamanakah malam berlalu dari pandangan?"
Dalam sepi kubertanya.
Namun tak jua kudengar jawaban.
Hanya sang angin yang bersemilir,
membekukan apa yang telah beku.

Semburat cahaya itu datang,
setitik..., hanya setitik.

Malam terusik,
dingin pun mulai menguap.

Kukerjapkan mata tak percaya,
namun cahaya itu kian besar dan bertambah banyak.
terbang mendekat,
terang, berputar-putar.

Mungkinkah cahaya itu ada?
bukankah dia telah pergi lama...
lama sekali?

"Hai kawan!"
Serempak suara itu menyapaku riang;
bersama kilau sinarnya yang berwarna-warni,
bagaikan sinar lampu di tengah kota metropolitan.
Penuh semarak, indah memukau!

Kelopak mataku terbuka lebar,
menyaksikan keindahan yang belum pernah kulihat.
Sungguh, kerlip lampu mereka terlalu indah bagi mata sang putri malam.

"Siapa kalian, hai para mahluk pembawa lampu?"

"Kunang-kunang!"

"Kunang-kunang?
Bagaimanakah kalian dapat mengusir gelap dari mataku?"

"Bukan matamu..., tapi hatimu!.
Kami ada di dalam hatimu!"

"Bilamanakah kalian masuk ke dalam hatiku?"

"Saat kau berharap akan cahaya...,
kami ada karena harapanmu!"

"Ah, bagaimanakah harapan dapat menghadirkan cahaya yang terpancar melalui dirimu?"

"Karena kami adalah harapan itu sendiri!
Berharaplah selalu, maka kami akan senantiasa hadir dan menari untukmu!"

"Oh, kunang-kunang pembawa harapan...
tahukah kau akan cantiknya dirimu?
Akan kerlipmu yang membentuk jalinan-bintang bintang bersinar di hatiku?
akankah mungkin aku rela kau pergi?

Malamku kini penuh cahaya;
seolah siang telah sudi menampilkan dirinya yang lama bersembunyi di balik jubahnya.

Ah, kunang-kunang pembawa cahayaku,
Bilamanakah aku sanggup hidup tanpa harapan?

Meski malam terbalut pekat,
membentang luas hamparan kegelapan yang seolah tiada bertepi,
asalkan harapan itu tetap bersemi di hatiku,
maka kau akan menari disekelilingku dengan gemerlap cahayamu!

Oh, kunang-kunang pembawa cinta,
hadirmu menyemarakan hariku.
kini sepi telah terhalau,
membuka jalan bagi keceriaan.

Cintaku akan harapan,
akan dirimu yang mengisi kegelapanku dengan sinar-sinar cintamu!

O Yesusku

1-9-2010


O Yesusku, Tuhan jiwaku,
Betapa senangnya hatiku karena memiliki Tuhan seperti Engkau!

Ingin rasanya aku melompat-lompat, menari sambil bernyanyi riang,
menyerukan betapa hanya Engkaulah satu-satunya Allah yang benar!

O Yesusku, Tuhan jiwaku,
buatlah semua orang yang belum mengenal Engkau merasakan apa yang kurasakan sekarang.
Biarlah mereka pun melompat kegirangan karena memiliki Allah seperti Engkau!

O Yesusku, Tuhan jjiwaku,
betapa mulianya namaMu di seluruh bumi.
KeagunganMu mengatasi segala langit.
KemasyuranMu jauh melebihi para dewa!

O Yesusku, penyelamat jiwaku,
bawalah jiwa-jiwa ke hadapan kakiMu,
biarlah mereka tersungkur menyembahMu.
Sebab hanya Engkaulah jalan menuju Surga!

O Yesusku, kebanggaan setiap hati,
Sungguh besar kerinduan hatiku untuk bertemu denganMu.
akan kucium kakiMu yang berlubang paku,
yang selalu mengingatkan aku akan kasihMu yang teramat besar.

O Yesusku, kekasih jiwaku,
berkuasalah atas hidupku seutuhnya!

O Mawar

Hai Mawar,
mengapa engkau tetap cantik, meski terik mentari menerpamu?
Mengapa engkau tetap menebarkan keharuman,
meski hujan membasahi sekujur tubuhmu?

Maukah kau bagikan keindahanmu pada rumput kering di sekitarmu?
menaungi mereka dengan kelopakmu yang mengembang,
dan melindungi mereka dari serangga yang rakus dengan duri-duri kecilmu?

O, mawar yang menawan,
andai saja hatiku memiliki sedikit dari kecantikanmu,
dan mampu menebarkan sedikit dari keharumanmu,
maka pastilah indah dunia di sekelilingku!

Hati yang cantik bagai sekuntum mawar:
semarak keindahan menyebar hingga ke gubuk-gubuk cinta;
Merambat hingga ke pagar-pagar jiwa yang mengelupas.
Tanah retak bersatu kembali,
rumput kering pun bersenandung riang!

Keharuman jiwa terpancar gemilang,
dari sentuhan para mawar di sekeliling mahkota hati,
beraneka warna, cantik memukau!

O, mawar nan rupawan,
maukah kau tumbuh di ladang hatiku?
bersemi indah, mekar dalam kebaikan?

Ya ratu keindahan,
andai saja hatiku memiliki sedikit dari kecantikanmu,
dan mampu menebarkan sedikit dari keharumanmu,
maka pastilah indah dunia di sekelilingku!

Berilah Aku Hati Yang Baru

Kamis, 19 Agustus 2010


Ya Tuhan,
Berikanlah kepadaku hati yang baru dan roh yang baru di dalam batinku,
jauhkanlah dari tubuhku hati yang keras, dan berikanlah kepadaku hati yang taat.
Biarlah RohMu diam di dalamku,
agar aku selalu hidup menurut ketetapan-ketetapanMu,
dan selalu berpegang pada peraturan-peraturanMu.

Sebab hatiku telah rusak dengan segala pemberontakan,
dan penuh luka akibat kebencian yang menumpuk.
Seolah api amarah telah membakar batinku,
meninggalkan luka yang menganga.

Aku malu, ya Tuhan.
aku malu pada-Mu!
Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku,
hapuskanlah segala kesalahanku!

Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita,
biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!

Seandainya bisa, aku ingin berubah rupa menjadi seekor ulat kecil,
agar dapat menyembunyikan diriku di dalam tanah.

Kasihanilah aku, ya Tuhan.
ampunilah segala pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar.

Sebab aku hanya berharap pada belas kasih-Mu yang tak terhingga,
dan bersandar pada kemurahan-Mu yang besar.

Berikanlah aku hati yang baru dan roh yang baru dalam batinku.
Jauhkanlah dari padaku hati yang keras, dan berikanlah kepadaku hati yang taat.
Biarlah Roh-Mu diam dalamku,
agar aku selalu hidup menurut ketetapan-Mu,
dan berpegang pada peraturan-peraturan-Mu!

MenyayangiMu

Kamis, 7 Januari 2010


Tuhan Yesus,
mengapa Engkau begitu baik,
sementara aku begitu jahat?

Engkau begitu murah hati kepadaku,
sementara aku seringkali mengabaikanMu?

Oh Tuhan Yesus, Tuhanku...
aku menyayangiMu, sungguh menyayangiMu!
aku mencintaiMu, sungguh mencintaiMu!

Hatiku mengembung oleh rasa sayangku padaMu, o Tuhan termanis.
Jiwaku penuh dengan sukacita karena Engkau, O Tuhan Juruselamatku!

Tinggallah bersamaku selamanya,
dan jangan lepaskan tanganku dari tanganMu, ya Yesus Penolongku!

aku menyayangiMu, sungguh menyayangiMu!
aku mencintaiMu, sungguh mencintaiMu!

O Yesus terkasih,
siramilah seluruh diriku dengan cintaMu!
biarlah hatiku memuji-muji Engkau selamanya!

Selamanya aku akan menyayangiMu, sungguh menyayangiMu!
selamanya aku akan mencintaiMu, sungguh mencintaiMu!

Kesatriaku

10 Dese 2009


Tuhan Yesus, Sahabatku,
Engkau yang paling mengetahui isi hatiku.
Engkau juga yang paling mengenal diriku.
Pertolonganku hanya datang dari padaMu.
Pada siapa lagi aku mengadu, kalau bukan padaMu, ya Sahabatku terkasih.
Pada siapa lagi aku menaruh pangharapanku, kalau bukan pada belas kasihMu yang besar, ya Kawanku yang baik.

Air mataku terus mengalir karena kesedihanku.
tak sanggup aku menahan perihnya hati ini.
Ya Sahabatku tersayang, kasihanilah aku menurut kasih setiaMu,
hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmatMu yang besar.

Janganlah berpaling dariku, ya Kesatriaku, karena aku sungguh berharap padaMu.
Hanya Engkaulah penolongku.
Hanya Engkaulah tempat penghiburanku.
Hanya berada dekat Engkau saja, aku merasa aman.

Ya Kesatriaku...
aku mohon peganglah tanganku, agar aku tidak merasa takut lagi.

O Sahabat Penolongku...
hapuskanlah air mataku, agar aku tidak merasa sedih lagi.

O Tuhan Yesus Kristus...
hanya Engkaulah satu-satunya tempat persembunyianku.
di bawah naungan sayapMu, aku berlindung dan melepas semua kesedihanku.
biar lega hatiku.
biar pulih semua perih dihati.

O Kesatriaku...
aku mohon dekaplah diriku dan sayangilah aku!

Saat Merasa Letih Dan Tidak Bersemangat

"Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.
Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.
Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan perhatikanlah suara permohonanku.
Pada hari kesesakanku aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku.
Tidak ada seperti Engkau di antara para allah, ya Tuhan, dan tidak ada seperti apa yang Kaubuat.
Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu.
Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah.
Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.
Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya;
sebab kasih setia-Mu besar atas aku, dan Engkau telah melepaskan nyawaku dari dunia orang mati yang paling bawah." (MZM 86 : 3-13)

“Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam! Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran Tuhan;” Mazmur 84:2-3a

=================

Tuhan Yesus yang paling kusayang;
aku sungguh merasa letih dan tidak bersemangat.
hatiku sepi dan gersang;
seakan tak ada lagi setitik airpun di sana.

aku rindu padaMu, O Tuhanku.
aku rindu akan air hidup;
akan sungai yang mengalir membasuh hatiku.

Jamahlah hatiku dan basuhlah dengan air surgawi;
biarlah kegirangan menghampiriku
bagai hujan membasahi tanah kering.
Singkirkanlah segala keluh kesahku;
agar mulutku dipenuhi ucapan sukacita.

Tuhanku Yesus yang penuh kemurahan,
ulurkanlah tanganMu yang berlubang paku
tumpangkanlah ke atas kepalaku,
agar penuhlah sukacitaku.

Engkau yang paling mengetahui isi hatiku,
Engkau yang paling mengenal kedalaman jiwaku.
bawalah aku ke tempat Engkau kini berada,
karena di sanalah terletak sukacitaku.
Ijinkanlah aku berteduh di bawah kepak sayapMu,
menikmati kedamaian yang pasti terasa teramat sangat nikmat.
lebih nikmat dari apapun yang pernah kukecap,
lebih nikmat dari apapun yang pernah kurasa.

Bawalah aku ke sana,
ke tempat Kau kini berada!

Ya Tuhanku dan Sahabatku,
ijinkanlah aku berbaring di dekatMu meski hanya sejenak saja.
biarlah pulih segala letih di jiwa,
dan sirna segala sepi di hati.

O Yesusku, Penyelamat jiwaku, pengharapan hidupku,
janganlah Kau tinggalkanku,
ingatlah akan aku saat Kau datang kembali sebagai Raja,
sebab pengharapanku terletak padaMu.

O Raja yang termulia,
sumber kehidupanku,
sukacitaku,
penyelamat jiwaku,
Sahabat yang setia,
kota benteng perlindunganku,
Penghiburku,
Penebus Jiwaku,
Matahari hidupku,
Kekuatanku,
Tempet perteduhanku,
Kekasih dan dambaanku,
Mata air hidupku,
Penolongku,
Penjagaku,
Penasihatku yang ajaib,
Cahaya damai sejati,
Tempat aku bernaung,
Gunung batu keselamatanku,
Tempat perhentianku,
Tujuan perjalananku,
Kemenanganku,
Sumber cinta kasih abadi,
penuh kelembutan,
O Yesus, Raja termulia,
Tuhan dan Allahku!

(LAGU) Kini Tuhan Persatukan Kita

LAGU

KINI TUHAN PERSATUKAN KITA

20 Agustus 2008

Tuhan membawamu kepada diriku;
Dia berikan cinta yang tulus di dalam hatimu.

Kau datang padaku dengan kasih Tuhan;
Kau t’rima diriku dengan apa adanya.

REFF:

Kini Tuhan persatukan kita;
Berdiri di hadapan-Nya berjanji setia.
Mengarungi hidup kita bersama dengan Dia;
Dalam kasih-Nya sambut kebahagiaan.

(Kita bersama arungi laut cinta).

Datanglah Segera Menolong Aku

Datanglah Segera Menolong Aku

7 Juni 2008


Datanglah segera menolong aku, ya Tuhan!

hatiku sungguh sedih dan terasa sangat pedih,
mataku sakit karena banyak sudah air mata yang kukeluarkan.
tak tahu lagi pada siapa aku harus mengadu,
selain padaMu Tuhan.

sekelilingku sunyi seolah tak bertepi.
tiada teman untuk berbagi;
tiada tempat untuk berlari;
hanya padaMu Tuhan kutumpahkan segalanya,
segala penderitaan dan keluh kesahku.

Datanglah segera untuk menolong aku, ya Tuhan!
karena aku sendiri dan kesepian.
Jiwaku mengerang karena perih,
hatiku menjerit karena tertekan.
apa yang dapat kuperbuat!

Janganlah Kau hanya memperhatikan domba yang terhilang,
tapi perhatikanlah juga aku,
seekor domba kecil di tengah-tengah kawanan besar domba-dombaMu.

Datanglah segera menolong aku!
temanilah diriku,
dan basuhlah setiap luka di hatiku.

Bertindaklah segera menolong aku,
karena aku lelah dan terluka.

Tuhan Yesus...
hanya Kaulah yang mengenal isi hatiku,
hanya Engkaulah yang mengetahui segala persoalanku.

tak tahu lagi harus berbuat apa,
semua terasa amat berat bagiku.

O Tuhan Yesus...
segeralah datang menolong aku!
hiburlah hatiku yang diliputi duka,
diselimuti kesedihan yang mendalam.
hanya padaMu aku mengadu.
karena Engkaulah satu-satunya kawan dan penolongku.

Yesus Bintang Dihatiku

YESUS BINTANG DI HATIKU

Kamis, 29 Mei 2008


Betapa kasihku pada-Mu, ya Allahku!

Meski gelap malam telah hadir mengusik kediaman sang ratu siang,
namun bagai kemilau mutiara terindah,
sinar cinta-Mu menelusup hingga ke relung sanubari,
menghalau awan kelabu,
membuyarkan selimut kabut.


Cinta-Mu bagiku adalah harta terindah;
Perkataan-Mu bagiku adalah hujan di musim kemarau;
Pribadi-Mu bagiku adalah matahari di tengah kegelapan.

O Yesusku, Engkaulah bintang di hatiku
yang bersinar indah,
meraja dengan mulia.
Kau ciptakan semarak dalam lukisan permadani hatiku.

O Yesus pujaanku,
bagai batu berlian, Kau bertahta nan agung di singgasana hatiku,
bermahkota keadilan,
berselendang keperkasaan.

Dalam telaga hati nan penuh kelembutan,
Kau tebarkan api cinta-Mu,
membakar habis tiap helai keakuanku.
hingga runtuhlah tembok-tembok keangkuhan.

Kau boyong seluruh hidupku,
tenggelam hingga ke dasar dari kedalaman sungai cinta-Mu.

O Bintang nan berjaya,
Idola bagi jiwa yang kagum akan kepribadian-Mu,
kagum akan keindahan-Mu,
akan pengorbanan-Mu yang terbesar,
memancarkan sinar nan gemerlap,
meski malam terbalut pekat.

Takkan puas mulutku untuk selalu menyanjung-Mu,
memasyurkan nama-Mu,
memuja-Mu,
bagai sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta.
ingin selalu bersama,
menyatu hingga tiba pada keabadian.

berdendang hati karena girang,
berdecak lidah karena terkagum-kagum.
takkan kulewatkan malam tanpa menghadirkan-Mu di setiap sela mimpiku.

O Bintang di hatiku,
kerlip-Mu menghadirkan kedamaian,
pribadi-Mu membawa harapan baru.

Biarlah sekalian hati turut menyaksikan pancaran sinar kasih-Mu,
yang berkilau membasuh duka,
bercahaya membilas sendu.

O Yesus Sang Pangeran cinta,
permata kebanggaan jiwa,
Engkaulah Bintang di hatiku!

Taruhlah Penjaga Pada Pintu Bibirku

Taruhlah Penjaga Pada Pintu Bibirku

Senin, 5 Mei 2008


Tuhan
hanya Engkaulah yang paling mengerti segala kekuranganku,
aku tak tahu lagi harus berbuat apa,
derita yang kualami semua karena hasil buah perkataanku sendiri.

aku terjerumus pada lubang yang sama,
dan tatkala kesadaranku muncul,
aku sudah berada di dalamnya,
menyesal pun tak ada gunanya.

tinggal duka dan pedih yang kutuai,
meratap seorang diri,
karena tak ada lagi yang mau perduli.

semua karena tak pandainya aku berkata-kata.

Ya Tuhan,
taruhlah penjaga pada pintu bibirku,
agar ucapan-ucapan yang keluar dari mulutku tidak lagi menyakiti hati orang lain,
tetapi biarlah perkataan mulutku selalu memuliakan namaMu.

Ya Tuhan,
tolonglah agar aku mampu menguasai lidahku.
sebab aku menderita karenanya.
dan orang lain pun terluka karena tajam dan menyakitkannya perkataanku.

O Roh Kudus,
kuasailah mulutku!
ajarilah aku akan kelemah lembutan,
akan penguasaan diri,
dan berilah aku hikmat untuk dapat membedakan mana perkataan yang patut kuucapkan dan yang tidak patut keluar dari bibirku ini.

Ya Tuhan,
kasihanilah aku dan bantulah aku,
karena aku sungguh menyesal,
aku sedih dan menderita karena buah perkataanku sendiri.


beribu maaf pun takkan mampu lagi menghapus apa yang sudah keluar,
torehan yang kubuat mungkin akan selamanya membekas dihatinya.

Ya Tuhan,
taruhlah penjaga pada pintu bibirku,
agar aku terhindar dari perkataan yang sia-sia dan menyakitkan!

O Tuhan yang pemurah,
buatlah bibirku pandai berucap!
seperti perkataanMu yang senantiasa menyejukan setiap hati yang mendengar.

O Tuhan yang penyabar danpenuh kelembutan,
ajarilah aku bagaimana bersikap,
ajarilah aku bagaimana bertindak,
agar aku mampu mencerminkan kelembutanMu yang tiada bandingannya.

O Tuhan yang panjang sabar dan penuh kasih setia,
taruhlah penjaga pada pintu bibirku!

Meretakkan Intan Permata

Meretakkan Intan Permata

Jumaat, 25 April 2008

Ya Tuhan,
aku sadar bahwa aku telah menyakiti hatiMu,
aku tahu, aku telah berlaku bodoh.
ampunilah anakMu yang mudah marah-marah ini, ya Tuhan yang murah hati,
janganlah kiranya Kau menjauh dari padaku,
karena semarah apapun aku padaMu,
namun di dasar terdalam dari jiwaku, aku tetap mencintaiMu.

Engkau yang mengetahui segalanya,
bahkan Engkau yang paling mengenal hatiku lebih dari diriku sendiri.

ya, Tuhan,
hanya padaMu aku mengadu,
hanya padaMu aku menumpahkan semua isi dihati.

O Tuhan,
hanya Engkau yang sanggup menolong diriku yang mudah mengeluh,
bahkan dengan berani telah menyalahkanMu.

biarkanlah RohMu tetap tinggal di dalamku,
mengajariku, bahkan menghiburku.

takkan lagi aku meretakkan intan permata yang begitu berharga.
takkan mau lagi aku melukai hatiMu yang putih bersih, halus dan lembut bagai kain sutra termahal.

belailah hatiku dengan cintaMu, ya Tuhan!
dekaplah diriku dalam kelembutan pribadiMu!

aku ingin Kau tersenyum padaku,
memandangku dengan sorot mataMu yang menghadirkan keteduhan, kedamaian, dan kehangatan kasihMu.

namun Tuhan,
aku sering mengabaikan panggilanMu untuk datang lebih mendekat,
sering malas berdoa,
apalagi merenungkan segala kebaikanMu.

aku tak pandai berkata-kata dalam doaku,
hanya dalam tulisan inilah,
aku ingin berbagi rasa denganMu,

ya Tuhan,
untaian kata-kataku mungkin tak secantik syair para pujangga,
perumpamaanku mungkin tak semahir para pemantun,
namun aku suka menuliskannya untukMu!

Tuhan Yesus yang baik,
aku sungguh cinta padaMu!!

BOSAN AKU DENGAN SEMUANYA

Bosan Aku Dengan Semuanya!

Rabu, 23 April 2008

Ingin rasanya aku pergi jauh meninggalkan semua kepenatan ini,
melayang tinggi menggapai awan kebebasan,
berteriak lepas mengalahkan suara guntur yang bergemuruh.

akan kuhancurkan setiap penghalang yang menghadang!
dan kupatahkan setiap rantai yang menjerat kakiku!

aku ingin terbang melayang bagai burung rajawali,
dengan sayap terpentang akan kutaklukan dunia.

bosan, bosan aku dengan semuanya!
jenuh, jenuh akan semua yang membelenggu hidupku.

lelah sudah jiwaku karena harus selalu melakukan apa yang sama sekali tidak kusukai,
terkungkung dalam situasi yang mau tak mau harus tetap kuhadapi,
seakan kelemahanku telah membungkus rapat tubuhku dalam karung ketidakberdayaan,
memaksa diriku untuk selalu patuh dan berserah,
merasa terancam jika mulutku tidak mengucap syukur atas semua yang terpaksa harus kuterima!

ketakutanku pada-Mu telah membuatku tunduk tak berkutik,
seolah-olah aku hidup hanya untuk sebuah pengharapan yang kosong,
tiada jawaban, tiada uluran tangan,
seakan Kau tak peduli sama sekali!

bosan, bosan aku dengan semua ini!
bilamanakah Kau perduli pada kesengsaraanku?
ataukah untuk selamanya Kau biarkan aku terus hidup dalam kurungan kecacatanku?

biar, biarlah aku marah!
biarlah kali ini aku mengungkapkan segalanya,
toh, Kau pun sudah mengetahui semuanya!

bosan, bosan aku dengan semuanya!
benci, benci aku akan diriku!
tak bisakah Kau biarkan aku melakukan semua yang kusuka?
tak mampukah Kau membuat aku bebas tak terikat?

bebas, biarkan aku bebas!
bebas melakukan apa yang mau kulakukan!
bebas menyingkirkan apa yang tidak kusukai!

bosan, bosan aku dengan semuanya ini!

(LAGU) Yesus Adalah Pusat Hidupku

YESUS ADALAH PUSAT HIDUPKU

Senin, 14 April 2008



Di dalam segala hal;
kutahu Kau s'lalu bersamaku.
di dalam perjalanan hidupku;
kupercaya Kau s'lalu menggendongku.


Meskipun ku tak melihat-MU;
namun Roh-Mu s'lalu menyertaiku.
meskipun rintangan t'rus menghadang;
namun tak pernah Kau lepaskan diriku.


REF:

Kubersyukur,
apapun terjadi;
s'bab Engkau Yesus adalah pusat hidupku.

Kubersyukur,
apapun keadaanku;
bagiku hidup hanyalah untuk Yesus.



Takkan pernah aku berpaling
dari kasihMu Tuhan;
s'bab Kau tahu yang terbaik untukku;
biar kehendakMu jadi dalam hidupku.

Iri Dan Dengki

IRI DAN DENGKI

Kamis, 21 Febuari 2008 - Selasa, 27 Mei 2008


Iri dan dengki bagaikan saudara kembar,
Gemar menelusup dalam lorong-lorong gelap,
Mencari tempat yang baginya terasa nyaman untuk berdinas.

Sayup-sayup terdengar bisikan hati mengeluh,
Mengerang sendiri di sudut hitam.

Secepat kilat iri menerjang masuk,,
Mendapati si hati merintih pilu.
Dengki menyusul sambil membawa rantai kesedihan.

Gelap dan hitam tak jadi masalah,
Bagaikan singa lapar, iri dan dengki menyergapnya,
Membelenggunya dengan rantai kesedihan,
Menawannya dalam terali keputusasaan.
Hati meronta-ronta hendak melepaskan diri,
Namun rantai kesedihan membuatnya lemas dan tak bergairah.

Iri dan dengki bersorak gembira!

Kini waktunya untuk berdinas!

Dukacita menyelubungi hati,
Tiada lagi sinar pengharapan yang terpancar,
Hanya tangis dan keluh yang terus mengawaninya.

Setiap pagi iri dan dengki menyuguhkan makanan untuk hati.
Kadang sepiring kebencian,
Kadang semangkuk kamarahan.
Namun tak pernah lupa untuk memberinya minum dari segelas kekuatiran.

Lengkap sudah penderitaan si hati.
Keadaannya kian hari kian mengenaskan.

Andai saja hati tahu,
Bahwa kebijaksanaan selalu menguntitnya dari sudut penjara,
Membisiki hati sebuah kata kunci yang mampu melepaskannya dari belenggu penderitaan.
Kata kunci yang mampu menggetarkan hingga ke sendi-sendi penjara,
Mematahkan setiap rantai yang mengikatnya!
Kata kunci yang sangat sederhana namun penuh kuasa!

Suatu hari...,

Seketika lamanya iri dan dengki tak tampak keberadaannya;
menghilang pergi entah ke mana.

tinggallah si hati sendiri meringkuk di sudut penjara,
bagai seonggok batu yang enggan bergeser meski angin badai datang menerpanya.
kesunyian kian menyelimuti hati,
kosong, dingin, dan sepi membelainya dalam kegelapan.

Walau hanya sejenak,
hati mampu berdiam diri dalam hening,
dalam kesendirian,
tak lagi mengerang, tak lagi mengeluh!
hanya diam dan diam!
hanya bisu dan membisu!
tiada kata, tiada berucap,
hanya sunyi yang kian mencekam!

Lambat-laun ketenangan mulai merayap mendekatinya,
menghampirinya, seperti seorang pencuri hendak membongkar sebuah peti harta karun.
hati pun kian terlena dalam buaian ketenangan.

Lamat-lamat mulai terdengar bisikan kebijaksanaan menyebutkan sebuah kata kunci.
bisikan yang membuat hati seketika tersadar,
seakan baru terbangun dari tidur yang sangat panjang!

"Bersyukurlah...!", "Bersyukurlah...!"

Perlahan namun pasti, hati mulai mengucapkannya.

"Bersyukurlah...!", "Bersyukurlah...!"

Tiba-tiba sebuah jeritan panjang terdengar dari ujung lorong,
menggetarkan seluruh isi bangunan.
Terali-terali besi penjara hancur berantakan,
rantai-rantai terkoyak lepas tak beraturan!

di ujung lorong,
iri dan dengki terkapar, saling bergulingan,
tubruk-menubruk antar kawan sendiri,
tak kuasa menahan kemilau cahaya yang terpancar keluar dari dalam penjara!
mata mereka dipejamkan amat rapat,
serapat dua buah garis yang menjadi satu.
Namun ketika mata terbuka kembali,
tak setitik sinar pun terlihat!

Kini hati yang bersorak gembira!

Dengan ditemani kebijaksanaan dan ketenangan,
hati melangkah keluar dari dalam lorong yang kini tinggal berupa puing-puing masa lalu.

Dengan berbekal sebuah kata kunci,
hati memulai hidup baru bersama kebijaksanaan dan ketenangan.

beberapa hari kemudian,
hati kembali mendapat dua kawan baru,
yakni, kebahagiaan dan damai sejahtera!

Akhir kisah yang menggembirakan,
di mana kelima sekawan itu pun hidup rukun sampai selama-lamanya!

BagiMulah Hatiku Yang Rapuh

BAGIMULAH HATIKU YANG RAPUH


Jumat, 8 Febuari 2008
(Lagi diserang pikiran negatif. marah! kesal! mengumpat dalam hati)


Ya Yesus Tuhanku,
Kupersembahkan hatiku yang rapuh ini,
Tiada daya kumelawan kelemahan hatiku,
Tiada kuat kumenahan dindingnya yang koyak seolah tak bertulang.

Aku tersedak oleh kemarahanku sendiri,
Hatiku terbakar oleh kebencianku sendiri,
Aku tercekat menahan air mata,
Yang bagiku sendiri merupakan suatu kebodohan.

Aku benci pada kerapuhanku,
Tak sanggup aku menawar pikiran yang terus memberontak;
Pikiran yang buruk dan liar.
Bagaikan binatang buas yang terus menerjang hendak mencabik-cabik hatiku,
Melumatnya hingga habis tak bersisa.

Kuterjang balik, tak tertembus.
Kudesak mundur, tak terdesak.
Kubalas hantam, tak tergoyahkan.

Tatkala rantai kesedihan mulai membelenggu,
Aku meronta, namun tak jua terlepas.
Aku berkelit, namun tak jua terhindar.

Hawa keputusasaan mengurung aku,
Menawan hatiku dibalik terali kedukaan,
Jiwaku terperosok kian dalam,
Meninggalkan batas kekuatanku.

Hasrat hati ingin berteriak,
Namun bibir telah terkunci amat rapat.
Hanya tetesan air mata yang mampu menerobos sela-sela tembok pertahanan.

Kini tinggalah kebisuanku yang menjadi wasit pertempuran.
Tiada kawan, tiada lawan,
Hanya bertempur seorang diri,
Hingga rasa lelah menyergap,
Dan pertempuran pun berhenti dengan sendirinya.

Beginilah hatiku, ya Tuhan.
Kupersembahkan hati yang rapuh ini pada belas kasihan-Mu.
Kepada sumber mata air yang menyejukan.

Aku menyadari akan kerapuhanku,
Akan kebodohan dan kelemahanku.
Terimalah persembahanku yang hina ini,
Sungguh tak layak bagi-Mu,
Namun dengan tulus aku bersimpuh mohon ampunan,
Sebab kuatku terletak pada kemurahan-Mu yang besar.

Inilah hatiku,
kuletakan di bawah kaki-Mu,
atas dasar rasa cinta dan penyerahanku seutuhnya.

Ya Yesus Tuhanku,
Inilah kesedihanku...
inilah ketakutanku...
inilah kemarahanku...
inilah kebencianku...
inilah kebodohanku...

Ya Yesus Tuhanku,
Bagi-Mulah hatiku yang rapuh.
Seluruh keberadaanku,
Baik jiwa maupun ragaku,
kupersembahkan bagi-Mu dan hanya pada-Mu!

Di Manakah Hati Penuh Cinta

DI MANAKAH HATI PENUH CINTA


Rabu, 6 Febuari 2008


Lintas hati ingin memberi;
Rindu jiwa ingin menolong;

Namun tatkala tiba saat menuai,
Aku berlalu seolah tak acuh,
Seakan hidung tak peka mencium,
Telinga tak peka mendengar.

Di manakah hai hati penuh cinta;
Di manakah hai jiwa penuh kasih.

Mengapa kau bersembunyi dibalik dinding keangkuhan;
Menelusup jauh ke dalam lorong ketidakpedulian.

Tinggallah rasa bersalah kian mengerang,
Mengurung sesal yang kutahu tiada berguna,
Hanya menimbun malu;
Menunduk tatkala bertandang ke bait sang Kasih Ilahi,
Meringkuk dalam sayu,
Di saat bertemu pandang dengan sang MahaPemurah.

Oh…
Di manakah kau, hai hati penuh cinta.
Di manakah kau, hai jiwa penuh kasih.

Terbitlah laksana sang surya pagi,
Terangilah seluruh ruang di hatiku,
Hingga mampu kupancarkan sinar kasih Kristus melalui setiap lakuku,

Bangkitlah jiwaku,
Bagikanlah cinta Tuhanku,
Yang telah mengalir deras mengisi penuh lubuk-lubuk di hatiku.

Demi cinta tuhanku,
Bangkitlah hai segenap jiwaku,
Jadilah obor yang menyala-nyala,
Jadilah penerang yang menerangi seisi dunia.

O Tuhan sumber segala cinta,
Jadikanlah aku tangan-Mu yang menggapai dunia,
Jadikanlah aku hati-Mu yang mengasihi jiwa-jiwa,
Jadikanlah aku alat-Mu yang membawa damai.

Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.

Oh hati penuh cinta,
Bangunlah dan berkaryalah sekarang!

Kutunggu KeputusanMu

KUTUNGGU KEPUTUSAN-MU

Selasa, 5 Febuari 2008
(Waktu merasa kesepian di kantor, merasa sendiri. Ingin berhenti kerja)


Roh Kudus yang manis,
Tolonglah aku,
Kuatkanlah hatiku yang lemah ini.

Hatiku sungguh diliputi kesedihan,
Diselimuti ketakutan dan kekuatiran.

Pada siapa lagi aku berseru, kalau bukan pada-Mu.

Ya, Roh Kudus yang manis,
Hapuskanlah air mataku,
Hiburkanlah hatiku yang pedih karena luka yang kuderita,
Teriris hingga menyakitkan,
Membengkak hingga menyesakan.
Hanya Engkau yang paling mengenal hatiku,
Mengerti hingga kedasar jiwaku.

O Roh Kudus yang manis,
Berilah setetes embun kasih-Mu yang menyejukan;
Percikanlah sedikit air cinta-Mu yang mendamaikan;
Pancarkanlah setitik cahaya wajah-Mu yang menentramkan.
Dekaplah diriku dalam kelembutan-Mu,
Biarkanlah sejenak kurasakan kenyamanan bersama-Mu,
Terbuai dalam kehangatan cinta-Mu,
Sampai aku dapat tertidur lelap dalam pangkuan-Mu

Hatiku terasa amat lemah,
Tak kuasa lagi kuberjalan,
Tak mampu lagi kumelangkah.

Pikiranku pun telah menemui jalan buntu,
Tak tahu lagi harus berbuat apa.

O Roh Kudus yang lembut,
Bisikanlah sesuatu dalam hatiku!
Berilah petunjuk pada tiap persimpangan,
Hantarkan langkahku pada jalur-jalur yang Kau tetapkan,
Hingga aku tiba pada keputusan-Mu sendiri.

Musuh jiwa telah menguntit,
Hendak menjerat kakiku masuk ke dalam perangkapnya.

Aku terduduk lemah tak berdaya,
Merasa sunyi seorang diri,
Tiada kawan untuk berbagi,
Hanya kegelapan yang menjadi teman berduka.

Sepi kini, hati menderita,
Menangis pun aku tak lagi dapat,
Hanya bingung dan bingung yang berdiri diam dihadapanku,
Menghalangi jalan yang harus kutempuh.

Tak ada yang mengerti kesusahanku,
Tak ada yang tahu sepinya hati.

Pada siapa aku mengetuk,
Kalau bukan pada hati-Mu,
Ya Roh Kudus yang murah hati.

Pada siapa lagi kubersandar,
Kalau bukan pada hati-Mu,
Ya Roh Kudus yang panjang sabar.

Angkatlah diriku dari jurang kebimbangan,
Dan bawalah aku pada terang-Mu yang menyelamatkan.

Keputusan-Mu yang kutunggu,
Menyibak setiap tirai kesedihan, ketakutan dan kebimbangan.

Keputusan-Mu yang kunanti,
Menghantarku pada kepastian yang menggembirakan.

Keputusan-Mu yang kupercaya,
Menghadirkan kedamaian dalam jiwaku yang terluka,
Menerbitkan kekuatan pada hatiku yang lemah.

Ya Roh Kudus,
Aku cinta pada setiap keputusan-Mu!

Harta Pusakaku

HARTA PUSAKAKU

Selasa sore, 22 Januari 2008

Rumah-Mu adalah kesukaanku;
Ketetapan-Mu adalah kehormatanku;
Jalan-jalan-Mu adalah keselamatanku.


Engkaulah Yesus, harta pusakaku;
Perintah-Mu adalah kasih semata-mata;
Janji-Mu adalah mahkota kebanggaanku;
Tiada cela bagi kebenaran Firman-Mu.

Engkau berdaulat penuh atas keselamatan jiwa-jiwa;
Di tangan-Mu segala kuasa di bumi dan di Sorga.

Pemerintahan-Mu kekal selama-lamanya.
Dalam kemuliaan tiada tara, Engkau berjaya;
Sekalian makhluk sujud menyembah-Mu;
Melambungkan puji-pujian ke hadapan tahta kudus-Mu;
Seraya berseru:
“Kudus, kudus, kuduslah Tuhan,
Allah segala kuasa,
Yang sudah ada, yang ada, dan yang akan dating,
Bagi-Mu segala hormat, pujian, kuasa, dan kemasyuran,
Sampai selama-lamanya,
Amin!”

Allah Sumber Penghiburanku

ALLAH SUMBER PENGHIBURANKU

Senin 14 Januari 2008


‘Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,
yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.
Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah.’


Hatiku dipenuhi dengan sukacita yang berlimpah-limpah,
Karena Allah sumber penghiburanku,
Telah menghibur aku dan telah menghapus air mataku,
Sehingga jiwaku boleh bersorak,
Memuji segala kebaikan Tuhan yang besar,
Dan bermazmur bagi nama-Nya yang kudus.

‘Kudus, kudus, kuduslah Tuhan,
Allah segala kuasa,
Yang sudah ada, yang ada, dan yang akan dating.’
Amin.

Biarlah Hatiku Tertuju PadaMu

BIARLAH HATIKU TERTUJU PADAMU

Sabtu 12 Januari 2008


Ya Yesus, biarlah mata hatiku selalu tertuju kepada-Mu,
Kepada sumber mata air kehidupan yang senantiasa memancar dari hati-Mu,
Dan memenuhi hatiku,
Sehingga seluruh jiwaku dipenuhi dengan sukacita tiada tara.

Biarlah hatiku selalu tertuju pada belas kasih-Mu yang besar
Bukan hanya bagi diriku,
melainkan juga bagi segenap jiwa-jiwa,
yang membutuhkan keselamatan melalui tubuh dan darah-Mu, yang telah terpecah dan tercurah bagi penebusan atas dosa kami dan dosa-dosa seluruh dunia.

Ya Yesus keselamatanku,
Biarlah hatiku senantiasa mengandalkan Engkau dalam segala hal,
Sebab Engkaulah sumber pengharapan kami.
Engkaulah Yesus Kristus Tuhan dan juruselamat kami,
Yang hidup dan berkuasa dulu, sekarang, selalu, dan sepanjang segala masa,
Amin.

Yesus Engkaulah Andalanku

YESUS, ENGKAULAH ANDALANKU


Rabu 9 Januari 2008

Dalam gelap aku menatap
Dalam terang aku merasa;

Dalam pekat malam aku melangkah
Dalam kemilau siang aku berpikir;

Hanya karena kasih Tuhanku yang besar,
aku mampu berkarya;
dan hanya oleh bimbingan-Nya yang membawaku kepada kemenangan,
aku mampu ada sebagaimana aku ada.

Yesus, Engkaulah andalanku.

Perahu Kemenangan

PERAHU KEMENANGAN


Sabtu 5 Januari 08

Kutapaki lembaran baru dalam perjalanan iman
Mengarungi samudra kehidupan dalam perahu kemenangan

Cinta Tuhanku telah menghanguskan aku
Melumatku hingga ke dasar sanubari
Menerbangkanku kea awan persemayaman cinta
Yang bersinar kemilau bagaikan emas murni
Membalutku dalam selimut kedamaian yang sebelumnya tak pernah sekalipun melintas di benakku.
Kini aku bagaikan seekor burung kecil
yang terbang mengelilingi angkasa raya kemuliaan
Bersarang dalam dekapan terang kasih Tuhan
Sambil menyenandungkan nyanyian sukacita
Berkumpul kembali dalam kehangatan kasih persaudaraan
Bersama segenap lascar surgawi,
Memuji dan mengagungkan sang Raja Kemuliaan:

‘Yesus Kristus’

Pantai Keteguhan

PANTAI KETEGUHAN

Jumaat 4 januari 2008

Desak rindu tak terbendung
Rasa hati kian tak menentu

Kebencian bergantikan kekaguman
ketakutan bergantikan pengharapan
Meruntuhkan dinding keangkuhan
Mematahkan deret rantai keragu-raguan
Mendamparkan jiwa di pantai keteguhan
Melangkah dengan iman kepada terang kebenaran yang sejati
Akan kuteguk air sungai kehidupan
Hingga kutemukan pulau kedamaian jiwa yang sesungguhnya.

Ling-Lung

LINGLUNG

SENIN 17 DES 2007

(Protestan atau Katholik?)

Tuhan, apakah yang Engkau inginkan supaya aku perbuat?
Apakah yang sedang Engkau rancangkan bagi hidupku?
Mengapa Engkau menarik aku ke dalam suasana hati yang tidak karuan seperti ini?
Seakan kakiku berpijak pada dua buah gunung, yang dipisahkan oleh sebuah jurang yang terjal,
Yang siap kapan saja untuk menerjunkan diriku ke dalamnya.

Hatiku sungguh diliputi kebingungan
Diselimuti ketakutan dan keragu-raguan,
Ke manakah aku harus melangkah?
Ke gunung yang manakah aku harus meletakan kedua kakiku?
Atau mungkinkah aku harus bertahan pada kedua gunung itu?
Hingga kedua kakiku menjadi lemas;
dan perlahan-lahan jurang keputusasaan akan dengan sukarela menyambut tubuhku amblas ke dalam pelukannya?

Tuhan,
Siapakah yang perduli akan kesengsaraanku?
Siapakah yang perduli akan sakit yang kurasakan
Akibat pertempuran hebat yang berkecamuk di dalam jiwaku ini?

Haruskah aku berjuang seorang diri?
Haruskah aku menangis di balik punggung-Mu?
Atau haruskah aku terus berdiri diam sambil menantikan orang datang menarik-narik tanganku,
Dan meyakinkan diriku untuk mengikuti jejak yang mereka pikir benar?

Siapakah yang benar?
Apakah kebenaran itu?

O Tuhan,
Mengapa hati dan pikiranku menjadi kalut seperti ini?
Apakah aku sudah menjadi gila karena bingung?

Kapankah gembalaku datang?
Kapankah gembalaku yang baik itu menolongku dan membawa aku pulang?
Pulang ke mana?
Ke gunung yang mana?

Kini kedua gunung tampak begitu menarik dimataku.

Gunung yang satu dipenuhi dengan aneka bunga berwarna-warni
Menebarkan keharuman yang sudah sangat kukenal,
Yang merasuk sampai kesumsum dan tulang-tulangku,
Menghadirkan kehangatan dan kenyamanan,
Gunung yang telah membesarkanku,
Memeliharaku, dan mengasihi aku hingga saat ini.
Gunung yang begitu kukasihi,
Gunung yang begitu kukagumi dengan segala keindahannya.

Tapi di sisi yang lain,
Aku melihat gunung yang serupa namun tak sama,
Gunung yang tak begitu kukenal,
Yang juga menampilkan keindahan,
Bunga-bunga tumbuh seirama
Menebarkan keharuman di tengah-tengah keheningan yang menyejukan
Penuh kelembutan dan kesederhanaan
Dan terasa begitu asing bagiku,
Seakan menyimpan sejuta rahasia yang sulit kumengerti.
Rahasia yang lambat laun mulai menguak di depan mataku,
Menyodorkan segenggam mutiara,
Mutiara yang sesaat lalu tampak begitu buruk dimataku
Begitu mengerikan,
Kusam tanpa berkilau.
Tapi..,
Mengapa kini…
Mengapa kini hatiku seakan merasakan sesuatu yang lain?
Mengapa mataku kini seolah-olah mulai melihat keindahan dibalik mutiara yang buruk dan mengerikan itu?
Menyingkapkan kebenaran yang indah namun begitu terasa menyakitkan hatiku?
Adakah yang salah dengan hatiku?
Ataukah gunung itu yang salah?
Gunung yang mana?
Yang kiri atau yang kanan?

Di manakah Engkau berada,
hai gembala yang baik?
Ke manakah Engkau memanggil aku pulang?

Pulang ke mana?
Ke gunung yang mana?

Ah, Tuhan!
Tahukah Kau, kalau aku linglung dibuatnya?
Linglung karena ketakutanku,
Takut kalau-kalau aku salah melangkah,
Takut kalau-kalau aku menyakiti hati-Mu,
Mengecewakan gembalaku yang sudah sangat kucintai, kukasihi, dan yang kuharapkan kedatangan-Nya untuk menjemput aku masuk ke dalam kemuliaan-Nya yang abadi.

Datanglah, hai gembala yang baik!
Datanglah sekarang juga untuk menolong aku!
Karena aku benar-benar linglung dibuatnya.

Jangan diam terlalu lama!
Jangan Kau biarkan aku linglung kelamaan!

Hanya Engkau saja yang akan kuturuti.
Aku takkan mau turut yang lain.
Hanya Kau!
Hanya Kau saja yang sanggup membawa aku pulang ke rumah-Mu.
Ke rumah yang telah Kau siapkan bagiku.
Bagi kita berdua!
***

Jadikanlah Aku

JADIKANLAH AKU…

30 NOVEMBER 2007


Tuhan,
Bagaikan merpati, jadikanlah aku tulus,
Bagaikan bulu domba, jadikanlah hatiku putih bersih;
Bagaikan bunga mawar, jadikanlah aku lembut dan harum;

Agar aku menyukakan-Mu;
Agar hatiku memuliakan-Mu.

Jernih dan menyejukan, bagaikan mata air di pegunungan;
Lembut dan menggembirakan, bagai embun di pagi hari.

Aku mau jadi seperti lilin yang bersinar di dalam kegelapan;
Aku mau jadi seperti bintang-bintang yang bercahaya menghiasi langit malam.

Tuhan,
Jadikanlah aku terang-Mu yang menggapai kegelapan;
Jadikanlah aku hati-Mu yang membawa kasih dan kedamaian;

O Tuhan,
Jadikanlah aku berkat bagi sesamaku
Jadikanlah aku kesukaan bagi-Mu dan orang lain.

PERASAAN YANG CEPAT BERUBAH

PERASAAN YANG CEPAT BERUBAH

RABU, 19 DES 2007


Tuhan,
Mengapa perasaan hatiku ini begitu cepat berubah?

Terkadang aku bagaikan gunung berapi yang siap meletus,
Tetapi tak lama berselang, aku bisa menjadi gunung es yang diam membeku.

Sesaat lalu aku bagaikan anak sungai yang tenang mengalir,
Tetapi sesaat kemudian aku bisa menjadi gelombang samudra yang dasyat mengamuk

Di pagi hari aku tampil bagaikan anak burung yang menyenandungkan pujian,
Tapi di malam hari aku mengaum bagaikan anak singa yang siap menerkam.

Disatu sisi, aku bergairah bagaikan seekor anak kijang,
Tapi, secepat anak kijang itu berlari,
Secepat itu pulalah kegairahanku kembali meredup,
Berjalan tenang bagaikan seekor siput kecil,
Yang Menyusuri hutan belantara.

Kemarin aku berani bagaikan prajurit yang siap bertempur,
Tetapi sekarang,
aku kembali berdiri diam di tempat bagaikan sebatang pohon yang menanti turunnya butir hujan.

Semangat bagaikan anak panah yang siap melesat tinggi,
Terbang cepat menembus awan kelabu,
Namun tiba-tiba terhenti dan mengendur di saat tali busur itu belum juga terpentang,


Tuhan,
Mengapa perasaan hatiku ini begitu cepat berubah?
Berubah cepat bagaikan siang dan malam.
Bagaikan kenyang dan lapar,
Bagaikan puas dan dahaga,
Bagaikan panas dan dingin.

Tuhan,
Ajarkan aku akan kelemahlembutan,
Ajarkan aku akan kemurahan dan kesabaran
Ajarkan aku akan hati-Mu.

Tenang dan menyejukan, bagaikan mata air di pegunungan,
Indah dan harum, bagaikan sekuntum bunga mawar
Hangat dan menggembirakan, bagaikan mentari pagi di musim semi.

Tuhan,
Sematkanlah hati-MU di hatiku,
pikiran-Mu di dalam pikiranku,
Supaya aku mampu merasa seperti yang Kau rasakan,
Dan Berpikir seperti yang Kau pikirkan.

Tuhan,
Aku mau menjadi seperti yang Kau inginkan terjadi pada diriku.

HADIAH ULANG TAHUNKU YANG KE-26

HADIAH ULANG TAHUNKU YANG KE-26

(Dilamar)

11-11-2007

Di hari ke-11, pada bulan ke-11, tahun 2007

Langit bersinar cerah,
Mentari tersenyum ceriah,
Menghalau datangnya awan mendung,
Menahan turunnya butir hujan,
Burungpun berkicau riang,
Seakan mereka turut merayakan kegembiraanku.

Jari-jari mama yang lembut dan trampil
Menjadikan hariku jadi lebih menawan
Cantiknya tirai sutra,
Harumnya bunga-bunga mawar,
Seolah telah membawa jiwaku terbang menembus awan-awan keindahan.

Aku bergerak bagaikan burung kaswari
Yang Terbalut gaun merah jambu nan lembut dan cantik menawan
dengan cinta dan kemahirannya,
Mama menjadikanku laksana putri kehormatan

Di hari ke-11, pada bulan ke-11
Seuntai kalung terjuntai indah menghiasi leherku,
Tanda sebuah cinta yang murni mulai menyatu,
terpaut bagaikan rantai baja yang takkan pernah terputus.

Kini aku bukanlah lagi seekor burung kecil yang terbang sendiri,
Melintasi awan cerah dan kelabu
Kini aku akan terbang bersamanya,
Menghadapi gelapnya malam,
Menyambut datangnya sang surya pagi.

Puluhan mata turut menyaksikan terpautnya sepasang hati
Sepasang hati yang kian tertambat pada batu karang kesetiaan,
Doa-doa terpanjat dari hati-hati yang tulus
Menghantar kami pada kehidupan yang lebih indah.

Terimakasih Yesus,
Kau jadikan aku begitu indah,
Dengan kebahagiaan yang tak pernah sirna
Kau sematkan jariku ke dalam genggaman tangan seoarang yang Kau kasihi,
Seorang yang istimewa di dalam pandangan-Mu,
Seperti aku yang merasa begitu istimewa di dalam hati-Mu.

Oh Yesus,
Aku syukuri segala kemurahan-Mu
Aku syukuri akan orang tua yang begitu menyayangiku
Akan cinta kekasih yang Kau bawa ke hadapanku,
Akan kebahagiaan yang senantiasa Kau limpahkan ke atas kepalaku.
Bagaikan butir hujan yang tercurah membasahi sekujur tubuhku
Begitulah cinta-Mu telah membasuh seluruh hati dan jiwaku.

Oh Yesus,
Bagai batu berlian, Kau jadikan aku tampak begitu berharga di mata-Mu,
Bagai permata mustika, Hadiah-Mu begitu mempesona bagiku

Di hari ke-11, pada bulan ke-11,
Akan menjadi hari istimewa bagi aku dan dia